Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Bank Indonesia (BI) mengaku masih mengkaji usulan adanya insentif untuk pengusaha agar bisa membawa pulang seluruh devisa hasil ekspor (DHE) ke Indonesia.
Direktur Statistik BI Tutuk Cahyono mengatakan, kebijakan DHE sudah diterapkan sejak 2011 namun DHE yang dikonversi ke dalam rupiah belum banyak.
"Sekarang memang BI dengan pemerintah sedang mengkaji, yang jelas kami sudah memulai DHE sejak 2011," kata Tutuk di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Rabu (8/8).
Tutuk menyebut, DHE yang dibawa pulang ke Indonesia sangat diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sampai sekarang masih mengalami fluktuasi.
"Makanya setiap devisa yang masuk, bahkan devisa utang luar negeri bisa menenangkan, karena current account deficit (CAD) membutuhkan suplai," jelas dia.
Sampai saat ini, kata Tutuk, BI dan pemerintah pun masih menerima masukan-masukan dari para pengusaha terkait dengan insentif apa yang dibutuhkan agar DHE bisa 100% kembali ke Indonesia dan dikonversi ke dalam rupiah.
"Bahwa perlu insentif itu juga sesuatu yang logis, tapi pemerintah dan BI sedang meminta masukan dari para pelaku di lapangan eksportir dan sebagainya, dan memang itulah yang coba dikaji," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia Benny Soetrisno mengatakan salah satu insentif yang bisa disediakan pemerintah adalah rate nilai tukar valas yang tetap stabil meskipun kondisi di lapangan tengah fluktuasi.
Sebab, lanjut Benny, para pengusaha eksportir pun masih membutuhkan dolar AS untuk membeli bahan baku lewat impor.
"Kalau terjadi fluktuasi kurs, kalau nggak dijamin rugi juga," kata Benny.(dtf)