Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Karawang. Tiga siswa SMK dan seorang tentara bergerombol di pelataran rumah Atang (85), Kamis (15/8/2018) pagi itu. Di sela percakapan dan gelak tawa, mereka nampak mengerumuni sekotak lampu. Isinya 5 lampu, kabel dan baterai. Satu per satu lampu mulai dipasang pada kabel.
Rumah Atang terletak di Kampung Sarijaya, Desa Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur. Sudah hampir 30 tahun, rumah kakek 12 cucu itu tak pernah terang benderang. Sejak petang hingga subuh, hanya lentera berbahan solar yang menerangi rumahnya. "Saya tinggal ke sini tahun 1990. Sampai sekarang saya menggunakan ini," kata Atang sambil memperlihatkan lentera minyak miliknya.
Atang bercerita, setiap malam, ia dan keluarganya hidup dalam cahaya remang - remang. Bahkan cucu Atang, Faisal Aziz Fahri (10) tak pernah melihat lampu di rumahnya. Setiap malam, siswa kelas V SDN Margakaya II itu tak bisa belajar optimal.
"Kalau baca, cempornya harus dideketin, jadi matanya suka pedih, apalagi lampunya bau dan ngebul," kata Faisal.
Secercah harapan mulai muncul saat TNI Angkatan Udara dari Lanud Suryadarma mendatangi Desa Puseurjaya. Selama 2 hari, sejak Selasa hingga Rabu, 14 hingga 15 Agustus 2018. Sebanyak 22 prajurit angkatan udara dari Lanud Suryadarma dan 11 siswa SMK Angkasa I Kalijati, Subang membagikan lampu hemat energi di Desa Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang.
"Ini namanya Lamtera AU. Singkatan dari Lampu Tentara Rakyat Angkatan Udara," kata Alek Hidayat, Ketua Regu SMK Angkasa I, Kalijati, Subang kepada detik.
Meski jaringan listrik belum masuk ke Puseurjaya, lampu tersebut tetap bisa menyala. Sumber listriknya berasal dari accu mobil. "Lampu ini bisa nyala selama sebulan. Kalau dayanya habis, bisa dicharge," ungkap Ujang Koswara dari Yayasan Pilar Peradaban.
Ujang adalah penemu sistem lampu tersebut. Ia digandeng oleh TNI AU Lanud Suryadarma untuk mengajari pelajar SMK Angkasa I Kalijati membuat lampu hemat energi. "Jadi lampu ini dibuat oleh para pelajar SMK Angkasa. Mereka yang buat dari awal, mereka juga yang pasang," kata Ujang yang juga mengajari tentara cara merakit lampu itu.
Untuk tahap pertama ini, sebanyak 100 paket Lamtera AU dibagikan ke 100 rumah di Kampung Sarijaya dan Batukoneng. Lampu LED dengan daya 1,5 watt itu diklaim menghasilkan cahaya setara lampu 10 watt.
"Jika daya habis, accu tinggal dicharge selama tiga jam menggunakan genset yang dikelola oleh warga sekitar," tutur dia.
Danlanud Suryadarma Marsma TNI Timbang Sembiring Meliala mengungkapkan kegiatan karyabakti itu merupakan kerjasama dengan Yayasan Pilar Peradaban, SMK Angkasa I dan didukung sebuah perusahaan listrik di Cikarang.
"Lamtera AU ini hasil karya Lanud Suryadarma. Ini adalah bentuk implementasi dari 8 wajib TNI butir ke delapan yang berbunyi, TNI menjadi contoh dan memelopori usaha - usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya," tegas Sembiring saat mengunjungi lokasi Selasa (14/8/2018).
Sembiring mengungkapkan, kegiatan serupa pernah dilakukan di Subang pada 2017 lalu. Saat itu seribu paket lampu dibagikan di Desa Tenggulun, Kecamatan Kalijati, Subang. "Saya kaget, setelah 73 tahun Indonesia merdeka, masih ada rakyat kita yang belum menikmati listrik. Kita harap bisa bersinergi memberikan yang terbaik pada saudara kita," ujar dia.
Ke depan, rencananya program tersebut bakal terus dilakukan. "Ke depan, rencananya kita bebaskan semua dari kegelapan. Sehingga mereka bisa menikmati. Dalam rangka kemerdekaan RI 73 mereka bebas dari kegelapan," tegas Sembiring. (dtc)