Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Seorang pembantu rumah tangga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke Polrestabes Medan, Jumat (17/8/2018). Korban, Adelina (31), selama ini bekerja di rumah keluarga SB, seorang pengusaha yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumut.
Korban mengaku penganiayaan sudah dialaminya sejak pertama kali bekerja pada keluarga SB pada September tahun lalu. Saat melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polresta Medan, ia didampingi Paguyuban Warga NTT di Kota Medan.
Berbicara kepada medanbisnisdaily.com mewakili Adelina, Ketua Paguyuban Warga NTT, Bob Solokana, menyebutkan, adalah istri dan putri SB yang kerap menganiaya Adelina. Setiap hari siksaan fisik berupa pemukulan serta kata-kata makian dikenakan kepadanya. Tidak peduli apakah dia melakukan kesalahan atau tidak. Sering pula memukul dengan memakai sapu atau peralatan lainnya.
Ungkap Bob, terakhir kali penganiayaan dialami Adelina pada Rabu pekan lalu (8/8/2018). Oleh putri SB dia dipukul pakai sapu. Tak tahan akan siksaan yang sudah dideritanya hampir setahun itu, sehari kemudian (Kamis, 9/8/2018) dia melarikan diri dari rumah SB yang berada di Jalan Dwiwarna, Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang.
"Dengan berjalan kaki dia menuju Pancur Batu. Oleh kepala desa diserahkan ke Polsek dan seterusnya ke Polresta. Sebelum pengaduan hari ini, Adelina diopname di RS Pirngadi dan divisum," papar Bob.
Terpaksa Adelina berjalan kaki ke Pancur Batu karena tidak memiliki uang sepeser pun. Gaji yang dijanjikan keluarga SB Rp 1 juta setiap bulan tidak sekalipun dibayarkan.
Saat berita ini dituliskan pemeriksaan terhadap Adelina dilanjutkan dari SPK ke Satreskrim. Selain Bob, turut mendampinginya Wakil Ketua Paguyuban, Yandri Lanic, serta beberapa anggota lainnya.
"Sebulan pertama bekerja di rumah SB, Adelina masih dikasih kamar tidur. Tapi sesudah itu dia hanya bisa tidur di lorong rumah menuju dapur," ujar Yandri.
Trauma akibat penyiksaan berulang-ulang yang dialami Adelina terlihat dari wajahnya yang tampil tanpa ekspresi. Tubuhnya yang kecil dan cara berjalannya yang gontai kian menguatkan bahwa dia baru mengalami sesuatu yang menyakitkan.
SB disebutkan mengetahui perilaku istri dan anaknya yang melakukan tindak kekerasan kepada Adelina. Beberapa kali tindakan kejam tersebut dilakukan di hadapannya. Namun tidak berusaha mencegah.