Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Simalungun. Ratusan petani jeruk dan palawija di Kabupaten Simalungunmengeluhkan dampak musim kemarau terhadap kualitas dan hasil panen. Petani di sentra produksi jeruk dan palawija di kecamatan Dolok Masagal dan Silimakuta yang dihubungi, Minggu (19/8/2018) mengatakan, musim kemarau sejak sebulan belakangan inimengakibatkan kualitas tanaman jeruk dan palawija buruk dan hasil panen menurun dari biasanya.
Menurut Rijan Irnando Purba, petani jeruk di Desa Dolog Huluan, Kecamatan Dolok Masaga, Kabupaten Simalungun, musim kemarau menyebabkan buah jeruk kecil dan tidak berair, serta buah setiap pohon sedikit karena kekurangan air.
Nasib yang sama juga dialami petani palawija atau sayur mayur di Kecamatan Silimakuta. Kualitas sayur mayur, seperti cabai yang biasanya bisa panen sebanyak 20 kali dari satu pohon, saat musim kemarau hanya bisa dua kali.
Petani palawija di Desa Rakut Besi, Kecamatan Silimakuta, K Ginting, mengatakan, selain hasil cabai menurun, kualitasnya juga jelek, karena cabainya menjadi keriting dan kecil pada musim kemarau.
“Dikatakan gagal panen tidak juga, karena masih bisa dipetik namun kualitasnya jelek. Cabainya keriting dan biasanya bisa dipetik hingga 20 kali, karena musim kemarau hanya bisa dua kali,” kata Ginting.
Petani jeruk dan palawija di kecamaan Dolok Masagal dan Silimakuta berharap pemerintah daerah membangun lebih banyak lagi sumur bor di sentra-sentra pertanian jeruk dan palawija untuk mengatasi kebutuhan air petani saat musim kemarau.