Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sri Mulyani hadir untuk memenuhi undangan rapat dengan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sri Mulyani tiba sekitar pukul 11.30 WIB, didampingi oleh Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani. Petemuan itu hanya berlangsung setengah jam. Sri Mulyani keluar sekitar pukul 12.00 WIB.
Ternyata pertemuan itu tidak membahas perdebatan tentang utang pemerintah. Sri Mulyani juga ternyata bertemu dengan Wakil MPR Mahyudin.
"Enggak (bukan bahan terkait utang), ini anggarannya mereka," tuturnya di Gedung Nusantara III, DPR, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Sri Mulyani menerangkan bahwa pertemuan itu membahas kebutuhan anggaran MPR dalam rangka pemambahan pimlinan di 2018 dan 2019.
"Jadi sesuai dengan beberapa aktivitas dan struktur baru," terang Sri Mulyani.
Sebelumnya Sri Mulyani berselisih pandangan dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan tentang kondisi utang pemerintah. Polemik ini bermula saat Zulkifli menyindir kondisi utang pemerintah yang disebut sudah tidak wajar.
Pernyataan tersebut sampaikan saat pidato di sidang tahunan MPR (16/8/2018) kemarin. Zulkifli menyoroti besaran utang pemerintah yang diketahui jumlahnya mencapai Rp 4.200 triliun.
Dia mengatakan, kemampuan mencicil utang yang dilakukan pemerintah sudah di luar batas kewajaran.
"Rp 400 triliun di 2018 itu setara 7 kali dana desa, 6 kali anggaran kesehatan. Itu sudah di luar batas kewajaran dan batas negara untuk membayar," kata Zulkifli.
Sindiran itupun langsung dibalas oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara konfrensi pers Nota Keuangan dan RAPBN 2019.
Dia menjelaskan tentang kesehatan postur APBN. Dia memaparkan data tentang turunnya defisit APBN dan keseimbangan primer yang semakin menuju arah positif.
"Ini sebabnya Ketua MPR nyeletuk tentang utang. Perkembangan defisit APBN dan keseimbangan primer hanya untuk membuktikan kami kelola dengan baik, terutama masalah utang adalah sangat hati-hati," ujarnya di JCC, Senayan.
Sri Mulyani memaparkan defisit APBN paling besar terjadi pada 2015 sebesar 2,59% terhadap PDB senilai Rp 298,5 triliun. Setelah itu defisit APBN semakin mengecil, hingga pada RAPBN 2019 pemerintah percaya diri defisit APBN berada di level 1,84% dengan nilai Rp 297,2 triliun.
Hari ini, Senin (20/8/2018), Sri Mulyani kembali menjawab pernyataan Zulkifli melalui laman Facebooknya. Dia menganggap pernyataan tersebut politis dan menyesatkan.
"Pernyataan tersebut selain bermuatan politis juga menyesatkan," kata dia seperti dikutip dari laman Facebooknya, Jakarta, Senin (20/8/2018).(dtf)