Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Musim kemarau disertai tiupan angin sejak dua bulan terakhir mulai menresahkan petani di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Puluhan hektare lahan tanaman kacang tanah dan jagung di Kecamatan Pagaran, misalnya, dikhawatirkan gagal menghasilkan buah akibat kekurangan air.
Pantauan medanbisnisdaily.com di beberapa kecamatan Sabtu, (25/8/2018) terlihat hamparan tanaman kacang tanah milik petani mengalami kekeringan dan gagal tumbuh.
J. Sihombing, petani di Desa Lubis, kKecamatan Pagaran, mengatakan, tanaman kacang tanah di lahan miliknya tidak mampu tumbuh karena sejak ditanam hujan belum juga turun. Akibatnya, hamparan tanaman kacang miliknya ditumbuhi tanaman pengganggu ( gulma-red) dan daunnya menguning.
"Kalau rumput pengganggu dicabut ( disiangi) nanti tanaman kacangnya akan mati, percuma kalau disiangi. Mau kita pupuk juga tidak ada gunanya, jadinya ya ginilah," terangnya.
Para petani cabai di Kecamatan Siborongborong juga mengalami hal yang sama. Petani urung menanam karena takut mengalami kerugian lebih banyak. Padahal lahan yang hendak ditanami sudah siap tanam dan dipasangi plastik pelindung ( mulsa). Namun karena tidak ada hujan proses penanaman menjadi tertunda.
R.Silaban (40)) petani cabai di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong mengatakan, lahan yang hendak ditanami cabai miliknya sekarang terbengkalai. Bibit yang sedianya akan ditanam sudah melewati umur pembibitan.
ia khawatir akan mengalami kerugian cukup besar karena biaya yang dikeluarkan lumayan banyak, termasuk mulai pengolahan tanah, kompos, hingga pembibitan.
"Gak tau lagi bang modal sudah habis, bibit pun sudah lewat umur karena sudah dua bulan lebih di pembibitan," katanya sedikit memelas.