Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendorong mahasiswa responsif menghadapi perubahan. Hal tersebut juga perlu dukungan dari perguruan tinggi dalam menciptakan masyarakat mandiri dan berdaya saing global.
'Peran Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Masyakarat Berkeadaban yang Mandiri, Kreatif dan Berdaya Saing Global' menjadi tema saat ia memberikan dorongan. Dalam kuliah tamu tersebut, ia memaparkan selama 70 menit di aula kampus Universitas Nurul Jadid (UNJA), kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (26/8/2018).
"Agar memberikan kontribusi signifikan kepada masyarakat dan negara, mahasiswa dan para alumni hendaknya juga dibekali skill dan kompetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja atau memulai wirausaha," kata Menaker Hanif, dalam keterangan tertulis (26/8/2018).
Hanif mengatakan, memperkuat skill atau keterampilan dan kompetensi menjadi investasi paling utama bagi mahasiswa untuk memperbanyak jumlah wirausaha di kabupaten Probolinggo.
"Skill dan kompetensi diperlukan agar anak muda di Probolinggo, bisa melindungi dirinya dalam dunia yang penuh persaingan," ujar Hanif.
Dikarenakan bidang kewirausahaan di Indonesia masih tergolong lemah, maka Hanif mendorong mahasiswa UNJA untuk mengembangkan diri di bidang kewirausahaan, selain membangun tingkat responsive menghadapi perubahan.
Hanif menambahkan jika ingin makmur, jumlah pengusaha harus ditingkatkan dan mahasiswa tidak berorientasi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Oleh karena itu, jumlah wirausaha Indonesia masih kalah jika dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 5 persen, Singapura 7 persen, maupun Jepang 9 persen. Bahkan, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen atau belum sampai 4 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta.
"Artinya ada PR (Pekerjaan Rumah) besar di republik ini yakni bagaimana anak-anak muda ini didorong bukan sekedar punya skill untuk bekerja. Tetapi yang penting bagaimana punya skill untuk menciptakan lapangan kerja sehingga anak-anak tak bergantung kepada lapangan kerja," papar Hanif.
Menteri Hanif mengatakan kreatif dan inovatif menjadi dua kunci utama untuk menjadi wirausaha khususnya di kalangan anak muda.
"Kalau mau kreatif dan inovatif, harus keluar dari rutinitas agar perspektifnya berubah. Kalau terpaku rutinitas, maka sulit untuk kreatif dan berkembang, " katanya.
Kelebihan pendidikan pesantren itu adalah karakter, akhlak dan adab, yang merupakan pondasi utama sebagai pribadi. Maka dari itu, Hanif berharap dengan menyesuaikan diri dan tidak bergantung kepada institusi, mahasiswa UNJA mampu melihat perkembangan jaman ke depan.
"Selebihnya ketrampilan, kompetensi maupun kreasi bisa dikembangkan melalui pribadi. Tetapi harus dorong juga kepada pribadi-pribadi yang haus ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri," tambah Hanif.
Kemnaker telah merintis membangun Balai Latihan Kerja (BLK) pesantren di tahun 2017 sebanyak 50 titik, dan setahun berikutnya meningkat menjadi 75 titik. Hanif memaparkan bahwa hal tersebut selaras dengan program fokus membangun infrastruktur, pemerintahan Jokowi-JK yang saat ini memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Tahun 2019, Presiden Jokowi langsung memerintahkan membangun 1000 titik BLK di 1000 pesantren. Saya pesan adik-adik di pesantren ini untuk terus memperkuat daya saing," paparnya.Dalam acara tersebut, turut hadir Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Ditjen Binalattas Kemnaker Dudung Heriyadi, Bany Ariyanto mewakili Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Probolinggo, Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, Wakil Rektor I Hambali, Wakil Rektor II KH Najiburrahman Wahid, Wakil Rektor III M. Nur Fadli Hidayat, Pengasuh Pondok Pesantren KH M. Zuhri Zaini, Karo Kepesantrenan Faizin Syamweil, Karo Pendidikan Mahfudz Faqih, dan 1000 mahasiswa dan santri Nurul Jadid serta mitra desa di Kecamatan Pakuniran dan Gading, kabupaten Probolinggo. (dtc)