Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Berita tentang kondisi Kawasan Danau Toba (KDT) belakangan ini santer di media massa. Beberapa peristiwa seperti kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah kawasan, kematian ikan mendadak, perubahan warna air permukaan danau serta penurunan permukaan air danau menjadi sorotan. Pemerintah dinilai lalai menjaga KDT.
"Mana komitmen pemerintah yang katanya perhatian terhadap KDT. Pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten sepertinya 'dingin' saja melihat berbagai persoalan yang terjadi di KDT," ujar Pendiri Jendela Toba Mangaliat Simarmata kepada medanbisnisdaily.com Senin (27/8/2018)
Ia mengatakan pada berita hari ini di semua media mengungkapkan tentang surutnya permukaan air Danau Toba sampai 2,5 meter. Lalu, katanya, ada perubahan warna air yang diduga karena lumpur yang masuk ke danau. Akibatnya membuat ratusan ton ikan mati dan kebakaran hutan di sejumlah kawasan masih terjadi hingga sekarang. Kemudian ia pun mempertanyakan respons pemerintah yang menurutnya tidak ada.
Ia menyesalkan sikap pemerintah yang terus membiarkan pencemaran dan kerusakan terjadi di KDT. Dari sejumlah penelitian sudah disebutkan bahwa tingkat pencemaran di KDT sudah sangat parah.
"Baru-baru ini LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-red) mengungkapkan penelitian yang menyebutkan produksi ikan di Danau Toba sudah melebihi kuota sampai enam kali. Dan pakan ikan itu sangat berdampak dengan pencemaran," tambahnya lagi.
Kami dari Jendela Toba mendesak pemerintah agar lebih serius menangani persoalan yang terjadi di KDT. Jangan hanya melihat sisi pariwisatanya saja. Masalah yang paling krusial adalah soal ekologi, kata inisiator Geopark Kaldera Toba ini.
"Kalau pemerintah benar-benar dan sungguh-sungguh memajukan KDT sebagai destinasi pariwisata yang bertaraf internasional, maka aspek ekologis harus menjadi perhatian utama. Sehingga masyarakat setempat dan wisatawan terhindar dari berbagai penyakit yang ditimbulkan akibat pencemaran itu. Analogiku dulu Bahwa Danau Toba akan menjadi 'toilet raksasa' sekarang sudah menjadi kenyataan," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Sudion Tamba mengakui kekeringan yang terjadi di KDT akibat kerusakan daerah tangkapan air di Samosir. Dikatakannya sekarang ini kurang lebih 100 sungai yang ada di Samosir dan mengalir di Danau Toba hampir semuanya mengering.