Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Texas. Seorang polisi kulit putih di Texas, Amerika Serikat (AS) yang dinyatakan bersalah menembak mati remaja kulit hitam, akhirnya dijatuhi vonis 15 tahun penjara. Kasus ini sempat memicu perdebatan nasional soal keberpihakan rasial dalam tubuh kepolisian AS.
Pada Selasa (28/8) waktu setempat, Roy Oliver (38) dinyatakan bersalah atas dakwaan pembunuhan dalam vonis langka di AS terkait kasus penembakan fatal oleh polisi terhadap warga kulit hitam.
Oliver dinyatakan bersalah telah membunuh ABG kulit hitam bernama Jordan Edwards (15) dalam penembakan fatal di pinggiran Dallas, Texas, tahun 2017 lalu. Tembakan Oliver itu mengenai kepala Edwards dan menewaskannya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (30/8/2019), dalam sidang vonis yang digelar Rabu (29/8) waktu setempat, dewan juri pengadilan setempat memutuskan untuk menjatuhkan vonis 15 tahun penjara pada Oliver.
Vonis bersalah terhadap polisi AS yang menewaskan warga keturunan Afrika-Amerika tersebut tergolong langka. Menurut media lokal, Fort Worth Star-Telegram, Oliver merupakan polisi aktif pertama dalam 40 tahun terakhir di AS, yang dinyatakan bersalah dalam kasus penembakan fatal.
Dalam keterangan sebelum vonis dijatuhkan, ibunda Oliver sempat meminta dewan juri pengadilan untuk menjatuhkan hukuman ringan terhadap putranya. Alasannya, Oliver memiliki anak laki-laki yang menderita autisme dan membutuhkan ayahnya. "Itulah doa saya karena dia masih bisa berpengaruh pada kehidupan anaknya," ucap Linda Oliver di hadapan dewan juri pengadilan.
Dua polisi rekan Oliver dan seorang warga setempat menjadi saksi mata dalam kasus ini.
Kasus ini berawal saat Oliver mendapat laporan soal anak di bawah umur minum alkohol di sebuah pesta di pinggiran Dallas, Texas tahun 2017 lalu. Saat Oliver tiba di lokasi, Edward dan empat temannya yang tidak bersenjata, sedang pergi meninggalkan pesta. Oliver dengan menggunakan senapan melepaskan lima tembakan ke arah mobil yang ditumpangi Edwards dan teman-temannya. Tembakan itu menewaskan Edwards.
Dalam persidangan, Oliver menyebut dirinya melepas tembakan karena mobil yang ditumpangi para remaja itu bergerak ke arah rekannya dan membahayakan. Namun dalam keterangan terpisah, rekan Oliver, Tyler Gross, mengakui dirinya saat itu sama sekali tidak merasa dalam bahaya. (dtc)