Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnsisdaily.com-Medan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan ini menyentuh level terendah, Rp14.754/dolar AS. Melihat kondisi itu, Bank Indonesia (BI) menempuh empat langkah untuk mengawal secara ketat stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur BI, Perry Wirajiyo melalui keterangan resminya, Sabtu (1/9/2018), merinci, dalam mengawal stabilisasi kurs rupiah, langkah pertama yang ditempuh adalah meningkatkan volume intervensi di pasar valas; kedua, melakukan pembelian SBN di pasar sekunder; ketiga, membuka lelang FX Swap dengan target lelang 400 juta dolar AS pada Jumat (31/9/2018) kemarin dan keempat, senantiasa membuka windows swap hedging.
"BI juga senantiasa meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan bahwa stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga," katanya.
BI meyakini, kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat dan berdaya tahan. Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan tersebut, seperti pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup baik, dan inflasi yang rendah serta terjaga.
Berdasarkan pemantauan harga hingga pekan terakhir Agustus 2018, indeks harga konsumen diperkirakan bakal deflasi 0,06%, atau secara year to date mengalami inflasi sebesar 2,12%, dan secara tahunan 3,19% (yoy). Kondisi stabilitas sistem keuangan juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh intermediasi yang kuat. "Namun demikian, BI juga senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global sebagaimana yang terjadi pada Turki dan Argentina," ungkapnya.
Dengan dukungan kebijakan baik moneter, stabilitas sistem keuangan maupun fiskal yang berhati-hati (prudent), serta komitmen Pemerintah yang kuat khususnya dalam mengurangi defisit transaksi berjalan, BI meyakini ketahanan ekonomi Indonesia.
Pihaknya memperkirakan hingga akhir tahun defisit transaksi berjalan dapat mengarah pada 2,5% dari PDB pada tahun 2018, dan 2% dari PDB pada tahun 2019, khususnya didukung oleh beberapa kebijakan Pemerintah antara lain melalui kebijakan B20 yang diperkirakan dapat menurunkan defisit hingga USD2,2 miliar, penguatan sektor pariwisata, penundaan beberapa proyek Pemerintah, dan peningkatan ekspor sekitar US$9 miliar hingga US$ 10 miliar pada tahun depan.