Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setahun belakangan ini, Eduward Sihite, salah seorang warga Tanjung Morawa menekuni budidaya buah naga. Sarjana Farmasi ini mengaku tertarik setelah melihat langsung budidaya buah naga di Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinaga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
"Setelah melihat langsung kebun kawan di Tigabinaga, aku langsung jatuh hati. Ini sangat menjanjikan," katanya pada medanbisnisdaily.com, Selasa (4/9/2018).
Tidak butuh berpikir lama, Edu yang sehari-hari membuka toko obat ini langsung memberanikan diri terjun langsung di bisnis budidaya ini. Halaman belakang rumahnya yang cukup luas, ia ubah menjadk kebun buah naga.
"Buah naga ini seperti tanaman kaktus. Cocoklah dengan kontur tanah di belakang rumah. Kenapa tidak dicoba," kata laki-laki yang pernah menggeluti bisnis tanaman hias di rumah orangtuanya di Gang Madirsan, Tanjung Morawa ini.
Setelah hampir setahun, buah naga yang ditanamnya mulai menunjukkan hasil. Satu dua pohon mulai berbuah. Sayang buahnya masih belum berkembang sempurna. "Ya ini namanya belajar langsung. Enggak apa-apa nanti pasti berhasil," ujarnya.
Budidaya buah naga memang terbilang tidak sepopuler buah lainnya. Namun peluang ini sangat menjanjikan. Mengingat harganya yang cukup tinggi. Sekarang ini di pasar tradisional di Medan, semisal di Simpang Limun, harga satu kilo buah naga dijual bervariasi. Mulai dari Rp 15-25 ribu per kilogram.
"Sekilo paling 3-4 buah. Satu pokok bisa lebih dari segitu buahnya," katanya. Masih produktifnya bisa puluhan tahun. Lagipula tak perlu lahan yang luas. Inilah keuntungan bisnis buah naga ini," ujarnya.
Buah naga dicari karena khasiatnya yang tinggi. Menurut sejumlah penelitian khasiat buah naga lain mampu mencegah penyakit jantung, diabetes, kanker dan sebagainya.