Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan.Saat ini, kunjungan ke Kota Medan ternyata lebih didominasi untuk keperluan bisnis dibanding berwisata. Hal tersebut terlihat dari tingkat hunian hotel di Medan yang rata-rata untuk urusan bisnis.
"Orang datang ke Medan bukan untuk wisata tapi untuk bisnis. Jadi hunian hotel meningkat bukan dari sisi wisatawan. Makanya perlu upaya untuk meningkatkan lagi tapi dari sisi wisatawan," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Deni S Wardhana, Rabu (5/9/2018).
Kalau melihat dari hotel, kata Deni, kamar penuh. Okupansinya bahkan di atas 50%. Tapi memang keperluannya untuk bisnis. Kalau dilihat data per kwartal, itu meningkat. Bisa untuk pertemuan bisnis, bisa juga acara tapi masih dilingkup bisnis.
Acara-acara atau pertemuan bisnis, bisa dari pemerintahan, bisa juga dari swasta. Biasanya rata-rata kunjungan tiga hari.
"Itu yang saya lihat di Medan sekarang. Selama tidak ada pembatasan mengadakan acara di hotel, pasti kondisinya masih akan sama ke depannya," kata Deni.
Karena low session-nya hanya di bulan puasa, sama seminggu setelah hari raya. Itu artinya, hunia di hotel tetap ada tapi bukan wisatawan.
Kunjungan ke Medan juga bisa dilihat dari airline (penerbangan). Kalau tiketnya di atas satu jutaan, itu artinya orang datang. Jika di bawah satu jutaan, itu artinya tidak ada datang. Saat ini, tiket ke Medan banyak di range tersebut yang berarti kunjungannya tinggi.
"Ini yang perlu dirumuskan bersama oleh pihak-pihak yang terkait. Bagaimana menggenjot wisatawan ke Medan dan daerah lainnya di Sumut. Dengan begitu hunian akan berimbang antara yang wisatawan dengan yang bisnis," pungkas Deni.