Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Muncul desakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) demi menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Harga BBM yang rendah disinyalir menjadi penyebab tingginya konsumsi BBM sehingga mendorong tingginya impor minyak dari luar negeri sehingga menggerus nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menko Polhukam Wiranto turut mengomentari dorongan itu.
"Pemerintah nggak usah didesak. Pemerintah kan sudah tahu apa yang akan dihadapi dan tahu apa yang seharusnya dilakukan," ujar Wiranto di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Wiranto menceritakan pengalamannya setiap mengikuti rapat terbatas ekonomi di Istana. Dari rapat itu, Wiranto menyebut pemerintah benar-benar memikirkan kondisi ekonomi negara.
"Sehingga setiap saya mengikuti sidang kabinet terbatas bidang ekonomi selalu memikirkan bagaimana kemampuan ekonomi kita mampu mengatasi berbagai masalah-masalah ekonomi dalam negeri," jelas Wiranto.
Wiranto menyebut kondisi rupiah tak terlepas dari ekonomi global. Namun dia memastikan pemerintah akan mengatasinya.
"Walaupun kita tidak bisa pungkiri pengaruh ekonomi global tentunya pemerintah selalu ingin mengatasi berbagai macam masalah yang diakibatkan pengaruh ekonomi global," ucap Wiranto.
Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menjelaskan saat ini yang menjadi perhatian utama adalah current account deficit (CAD). Menurut dia salah satu sumber defisit yang besar adalah dari minyak dan gas (migas).
"Untuk menurunkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian juga muncul karena penyelundupan, sebaiknya harga BBM dinaikkan," kata Chatib dalam keterangannya, Selasa (4/9) kemarin. (dtc)