Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah budayawan Batak menyesalkan adanya pernyataan yang menyebutkan orang Batak sebagai kanibal. Informasi itu dianggap sebagai sensasi pariwisata yang menyesatkan. Hal itu disampaikan budayawan Batak, Thompson Hs kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (6/9/2018).
"Itu hanya provokasi untuk sebuah sensasi pariwisata. Yang melakukan provokasi itu nyatanya tidak mau disebut keturunan kanibal," ujarnya.
Dia menambahkan, kalau ada kasus kanibal, misalnya terjadi di Desa Siallagan, itu sangat kasuistik. Cenderung berkaitan dengan praktik ilmu hitam. Jadi tidak bisa digeneralisir. Apalagi dianggap sebagai sebuah kebiasaan aturan hukum.
Sebelumnya, dalam sebuah tayangan di televisi swasta tentang Desa Siallagan di Samosir, pemandu wisata desa setempat mengatakan bahwa Raja Siallagan adalah seorang kanibal.
Pernyataan itu merujuk kepada sejumlah bukti. Salah satunya batu persidangan yang ada di desa itu. Dikatakan, seorang yang bersalah akan dipancung di batu itu dan kemudian bagian tertentu dari organ tubuhnya akan dimakan
Tayangan itu juga diprotes Pimpinan Parmalim Hutatinggi, Monang Naipospos. "Saya tidak yakin Raja Siallagan kanibal. Informasi yang disampaikan pemandu wisata itu jangan sampai menyesatkan. Ini perlu mendapat perhatian dari Dinas Pariwisata Samosir," katanya.