Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Vietnam untuk bertemu Presiden Vietnam Tran Dai Quang. Hasil pertemuan tersebut menyepakati untuk menghilangkan hambatan perdagangan antar kedua negara.
Pertemuan kedua kepala negara dilakukan di Istana Kepresidenan Vietnam, Hanoi, Selasa (11/9/2018). Turut hadir mendampingi Jokowi adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
"Di dalam perbincangan kedua pemimpin negara tersebut, antara lain dibahas isu mengenai perdagangan bilateral sekaligus target yang akan dicapai sebesar US$ 10 miliar pada tahun 2020," kata Airlangga dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Selama ini masih ada hambatan dagang kedua negara, terutama terkait produk industri. Mengenai itu, Airlangga meminta Vietnam mempermudah ekspor mobil dari Indonesia.
Dia menilai kebijakan double inspection untuk otomotif yang berlaku di Vietnam ditinjau kembali. Airlangga meminta kebijakan tersebut segera ditindaklanjuti agar ekspor mobil Indonesia ke Vietnam tidak terhambat.
Pemerintah Vietnam selama ini menerapkan kebijakan impor mobil completely built up (CBU/kendaraan bermotor dalam keadaan utuh) dari negara-negara Asean.
Jumlah pengapalan mobil dari Indonesia ke Vietnam cukup besar, yakni sekitar 30-40 ribu unit per tahun dari total ekspor mobil nasional yang rata-rata mencapai 225 ribu unit. Pada Januari-Juli 2018, ekspor mobil Indonesia ke Vietnam hanya sekitar 1.528 unit.
"Isu lainnya terkait dengan pajak ekspor untuk semen. Tentu Pemerintah Vietnam menjanjikan akan menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan tersebut sesuai dengan peraturan ataupun hukum yang mereka bisa perhatikan," jelas Airlangga.
Sementara Vietnam meminta Indonesia memberi keleluasaan terhadap penerapan lokal konten atau TKDN pada produk ponsel.
"Bapak Presiden Jokowi menyampaikan bahwa skema penghitungan TKDN di Indonesia bukan hanya untuk hardware saja, tetapi juga bisa dikompensasi dengan software dan yang lain," sebutnya.
Vietnam juga menanyakan bea masuk yang dikenakan Indonesia untuk produk baja impor dari Vietnam yang sudah ada keputusan melalui WTO.
"Bapak Presiden Jokowi menyatakan akan meminta waktu untuk segera menyesuaikan terhadap keputusan itu dan Indonesia menghargai yang diputuskan oleh lembaga arbitrase tersebut," ujarnya.
Airlangga melanjutkan, segala hambatan perdagangan kedua negara diharapkan dapat diselesaikan pada saat pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali pada 8-14 Oktober 2018.(dtf)