Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Blitar - Pemandangan mengerikan terjadi saat acara larung sesaji di Pantai Serang, Kabupaten Blitar. Sebuah perahu tongkang yang membawa salah satu sesaji dihantam ombak tinggi. Perahu oleng lalu sempat kembali ke tepian pantai.
Setelah menguras air yang memenuhi lambung kapal, delapan nelayan berusaha kembali membawa perahu itu ke tengah laut. Namun lagi-lagi ombak tinggi datang menghantam hingga perahu terseret kembali ke tepian pantai.
Setiap kali perahu ini dihantam ombak tinggi, para pengunjung pantai yang tengah menyaksikan acara larung sesaji berteriak histeris. Mereka juga mencemaskan para awak kapal.
Sementara itu dua perahu lain yang membawa sesaji utama berhasil menembus ombak dan berlayar ke tengah. Dari kejauhan, dua perahu ini nampak menunggu perahu ketiga untuk melarung sesaji ke pantai selatan.
Barulah setelah menunggu sekitar 30 menit, perahu ketiga yang berulang kali terhempas ombak ini akhirnya bisa berkumpul dengan dua perahu sesaji lainnya.
"Ngeri juga melihat perahu tadi. Semoga mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar. Bisa kembali pulang semua dalam keadaan selamat," ujar seorang pengunjung asal Kanigoro, Yudi Arwanto kepada detikcom, Kamis (13/9/2018).
Bagi Yudi, pemandangan perahu dihantam ombak tinggi saat larung saji baru terjadi kali ini. Namun menurutnya ini semata karena kondisi ombak dalam sebulan terakhir memang sedang tinggi.
"Positive thinking saja. Jangan punya persepsi ini pertanda atau firasat akan terjadi musibah. Memang bulan ini kondisi gelombang lagi musimnya tinggi," tuturnya.
Larung Saji di Blitar Diwarnai Insiden Perahu Terhempas OmbakFoto: Erliana Riady
Terpisah, Sesepuh Desa Serang Raban Yuono pun juga menyatakan hal yang sama. Perahu yang terkendala ombak tinggi bukan suatu pertanda akan terjadi sesuatu.
"Kami masyarakat nelayan sangat paham kondisi laut di Serang. Itu tadi hanya masalah menyalakan mesin tidak tepat waktunya. Jadi ketika dihantam ombak tinggi, mesinnya justru mati," terangnya.
Apakah untuk melarung sesaji, ketiga perahu harus bersamaan melakukannya ? Menurut Raban, tidak ada pakem ritual seperti itu.
"Sebenarnya hanya dua perahu yang bawa gunungan nasi kuning dan gunungan sayur buah itu yang utama. Satunya yang menepi tadi, hanya sesaji tambahan dari partisipasi warga," jelasnya.
Larung Saji di Blitar Diwarnai Insiden Perahu Terhempas OmbakFoto: Erliana Riady
Tumpeng yang dilarung berupa gunungan nasi kuning dibalut ketan sebagai simbol Gunungan Lanang. Harapannya, manusia mendapat pencerahan dari Tuhan. Sedangkan gunungan lainnya, yaitu gunungan buah-buahan berisi pisang raja dan sayur sebagai simbol Gunungan Guyub Rukun bermakna sebagai sarana manusia memuji Kuasa Tuhan.
Sebelum tumpeng sesaji dilarung ke laut selatan, para sesepuh desa duduk bersimbuh bersama di sebuah panggung. Di hadapan mereka, ada dua bakul. Bakul pertama berisi kelapa gading kuning dan pisang emas. Bakul kedua berisi, ayam ingkung juga dimasak berwarna kuning. Di bawah sengatan sinar matahari, aroma dupa yang dibakar pemimpin doa saat ritual, menyebar ke seluruh bibir pantai sepanjang dua km itu.
Acara larung saji rutin dilakukan masyarakat Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar ini. Acara ini juga merupakan rangkaian dari agenda Serang Culture Festival.
Selain untuk melestarikan budaya kearifan lokal, balutan mistis ritual larung saji juga terbukti mampu mendatangkan ribuan orang berkunjung demi menyaksikan acara ini. dtc