Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara ke Sumatra Utara (Sumut) dalam 2 tahun terakhir turun. Untuk itu, diharapkan partisipasi aktif seluruh masyarakat dan pemerintah setempat, khususnya Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) harus lebih berkreasi menghidupkan suasana kepariwisataan di daerah itu.
"Data yang sudah saya dapatkan dari Badan Pusat Statistik mulai tahun 2015, 2016 dan 2017 jumlah kunjungan wisata dari mancanegara ke Sumatra Utara semakin menurun dari 300.000-an berangsur turun dan tahun terakhir di kisaran 261.000 orang," ujar Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia Sumut, Kus Hendratmo, Kamis (13/9/2018), di Cafe Putri Tao, Kecamatan Balige, Tobasa, pada acara bimbingan tekhnis para pramuwisata di Tobasa.
Dia mengatakan, apa yang disampaikan sangat berbanding terbalik dengan harapan dari pemerintah pusat yang menjadikan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa utama.
"Terkenalnya pariwisata itu hanya di tingkat provinsi setelah di daerah terkesan kaku atau tidak bergairah. Dibutuhkan keseriuasan, pemahaman dan pelayanan wisata yang baik dari pemerintah daerah," ujarnya.
Menurut Kus Hendratmo, sebagai solusi agar lebih menghidupkan kepariwisataan itu hendaknya lebih mengedepankan sumber daya manusia (SDM) yang memilik hati nurani dan naluri bagaimana meningkatkan pendapatan warga. Kepada HPI diharapkan hadir sebagai pelaku yang memiliki moral dan karakter pelayan yang tulus.
"HPI dalam hal ini harus bertindak jangan mengedepankan istilah bahwa selama ini adalah raja yang butuh dilayani tetapi dari sisi pelaku atau pemandu harus lebih menjadikan pengunjung harus dijadikan raja dan harus dilayani," ucapnya.
Dikatakan dia, selama ini untuk kepariwisataan di Toba Samosir masih belum menyentuh hati masyarakat. Karena dari kawasan Danau Toba yang menjadi topik pembicaraan luar hanyalah Samosir dan Parapat.
"Perjuangan apa yang harus kita buat agar Toba Samosir ini dikenal banyak orang, khususnya dari luar negeri. Sekarang HPI Tobasa dituntut untuk menjadi pelayan atau pemandu yang dinikmati oleh tamu agar tidak kecewa," terangnya.
"Selama ini hasil penelitian kami, daerah Tobasa hanya sekadar lintasan turis, tidak turun menikmati wisata di sini. Apa penyebabnya kita harus kaji dalam, agar selaras dengan tujuan pemerintah pusat dengan daerah," paparnya.