Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemenuhan kewajiban 100% akses aman air minum bukan semata kewajiban dari pemerintah pusat, namun juga dibutuhkan peran pemerintah daerah dan badan usaha.
Program SPAM di seluruh Indonesia dalam rentang tahun 2015-2019 diperkirakan membutuhkan pendanaan hingga Rp 254 Triliun.
"Dari total pendanaan tersebut, APBN diproyeksikan hanya mampu memenuhi 20% dari total kebutuhan sehingga sebagian besar pendanaan diharapkan datang dari partisipasi pihak ketiga, baik masyarakat maupun swasta, dan pemerintah daerah melalui skema kerja sama dengan badan usaha, maupun dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan," kata Basuki dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Melihat fakta tersebut, dibutuhkan keterlibatan swasta, terutama dalam hal pendanaan dan pengelolaan.
Pemerintah pun mulai terbuka terhadap investasi swasta dalam penyediaan infrastruktur air minum. Hal tersebut tercermin dari pembangunan proyek SPAM Umbulan.
Sesuai dengan amanat Perpres 3 tahun 2016, proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dilakukan percepatan, di mana pembangunannya dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Sumber air baku SPAM Umbulan berasal dari sumber mata air Umbulan dan direncanakan memiliki kapasitas sebesar 4.000 liter/ detik yang dapat melayani 310.000 sambungan rumah (SR) atau 1,3 juta orang di Provinsi Jatim.
Pelayanan SPAM Umbulan diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan domestik agar masyarakat menikmati air minum berkualitas dengan harga terjangkau, berkesinambungan selama 24 jam, serta meningkatkan perbaikan kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan air bersih
Setelah SPAM Umbulan, sejumlah proyek SPAM tampak mengucur lebih deras. Contohnya SPAM Bandar Lampung.
Pembangunan SPAM Bandar Lampung ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan total perkiraan nilai investasi sebesar Rp 1,26 triliun.
Proyek SPAM Kota Bandar Lampung ini sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang digarap oleh Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemerintah Kota Bandar Lampung, PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung, dan PT.Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Basuki mengatakan investasi pembangunan SPAM Bandar Lampung akan digunakan untuk pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan SPAM yang mencakup intake dengan kapasitas 825 liter/detik untuk pengambilan air baku, Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas produksi 750 liter/detik, pembangunan pipa transmisi diameter 1.000 mm sepanjang 22 km, reservoir dengan kapasitas 10.000 m³ dan pembangunan sebagian jaringan distribusi untuk sistem pemompaan (jaringan distribusi utama dan jaringan distribusi pembawa). (dtf)