Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Bayi perempuan yang lahir dengan kondisi mata satu ldi RSU Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) sekitar pukul 15.25 WIB, Kamis (13/9/2018), akhirnya meninggal pada Kamis malam.
Bayi malang anak kelima pasangan Tatang dan Suriyanti ini hanya bertahan hidup sekitar 7 jam. Saat lahir, bayi dalam kondisi bermata satu dan tidak memiliki lubang hidung.
Setelah mendapatkan perawatan bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 22.40 WIB. Beredarnya kabar lahirnya bayi bermata satu ini sempat membuat sejumlah warga Madina mendatangi RSUD Panyabungan untuk melihat bayi tersebut.
"Saya sok melihatnya dan ada rasa takut apakah ini suatu pertanda peringatan dari sang pencipta" kata Riski Nasution (40), warga yang sengaja datang untuk melihat bayi itu.
Damanson (70), tetangga dari Tatang dan Suryanti mengatakan, pada pukul 22.30 WIB bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter yang melakukan perawatan.
"Iya tadi sudah dibenarkan dokter dan disaksikan para perawat lainnya, bahwa bayinya sudah meninggal dunia. Kemungkinan besok dimakamkan," ujarnya.
Salah seorang perawat yang namanya enggan ditulis menuturkan, bayi tersebut lahir secara cesar di RS. "Lahirnya tadi cesar dan bayinya sempat bertahan hidup kurang lebih 7 jam setelah lahir," ucapnya singkat.
Informasi yang diperoleh, setelah meninggal jenazah bayi langsung dibawa keluarga yang tinggal di Kelurahan Kayu Jati, Kecamatan Panyabungan untuk dimakamkan.
Sebelumnya, Kadis Kesehatan Madina, dr Syarifuddin Nasution yang datang langsung melihat kondisi anak tersebut mengatakan bahwa kejadian ini tergolong langka, dan ini kasus ke-7 yang terjadi di seluruh dunia. Sebelum kejadian di Panyabungan ini (Indonesia), kasus yang sama terjadi di Mesir.
Penyebab kejadian ini masih belum diketahui secara pasti. Bisa saja karena obat-obatan atau juga akibat mercury jika dikaitkan dengan pekerjaan ayah bayi sebagai penambang, ataupun juga karena virus rubella.
Rencananya bayi tersebut akan dirujuk ke Medan, setelah kondisi umum anak stabil. Namun, ajal lebih duu menjemput.