Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kepada para ribuan pengusaha tentang kondisi ekonomi saat ini. Dia menegaskan bahwa ekonomi dunia sangat dinamis dan perlu diantisipasi.
Sri Mulyani menjelaskan sejak awal tahun gejolak ekonomi dunia memang sudah terasa. Sumber gelombangnya berasal dari Amerika Serikat (AS) yang melakukan normalisasi.
"Normalisasi ini terjadi berhubungan dengan kondisi krisis ekonomi di 2008 yang menimpa AS dan menular ke Eropa," tuturnya dalam acara Seminar Nasional yang digelar oleh Apindo dan Kadin di Grand Ballroom Kempinsky, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
Saat itu, kata Sri Mulyani, Bank Sentral AS, The Fed mengambil kebijakan dengan menurunkan suku bunga acuan dari 5% hingga ke 0%. Selain itu The Fed juga membeli aset-aset investasi yang tidak tumbuh di perbankannya.
"Sehingga jumlah likuiditas dolar AS melimpah dan suku bunga menurun bisa membuat dana investor menyebar," tambahnya.
Saat ini, kata Sri Mulyani, sudah 10 tahun krisis ekonomi AS berlalu. Perekonomian mulai pulih dan mereka mulai melakukan normalisasi kebijakan.
"Suku bunga yang turun dinaikkan lagi dan likuiditas yang melimpah mulai dikurangi. Ini yang hal yang harus diwaspadai," tambahnya.
Normalisasi kebijakan itu menyedot pulang dolar-dolar AS dari negara-negara berkembang di dunia. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah saat ini.(dtf)