Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang - Seorang pria menemukan struktur batu berbentuk umpak di Bergas, Kaupaten Semarang. Atas temuan tersebut, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng Sukronedi mengatakan akan melakukan ekskavasi.
"Minggu depan kita lakukan ekskavasi yang lebih luas lagi untuk mengetahuinya," ujar Sukronedi melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (14/9/2018).
Sebelumya pada Jumat (7/9) lalu pihaknya telah meninjau dan melakukan ekskavasi penyelamatan
"Saat itu, diketahui ada umpak dan struktur, ekskavasi ini akan kita lanjutkan dengan membuka tanah dan temuan yang lebih luas," tuturnya.
Struktur batuan tersebut ditemukan oleh Pariyanto pada Minggu (19/8) lalu. Pariyanto merupakan juru pelihara Candi Ngempon dari BPCB Jateng.
Ketika itu, dia sedang mencari sumber air. Namun ternyata di saluran airnya menemukan ada bebatuan.
"Awalnya pada, Minggu (19/8), saya mau mencari sumber air untuk penyiraman taman dan bangunan candi secara manual basah. Saya tahu bahwa daerah sini ada sumber mata air yang airnya mengalir dengan bagus dan tidak pernah kering. Saat sampai mata air, saya telurusi saluran airnya ternyata di saluran air ada batuan (mirip) candi," kata Pariyanto saat ditemui di lokasi ekskavasi.
"Batuan (mirip) candi tersebut kelihatan kecil. Waktu itu, belum saya apa-apakan, setelah Senin bersama rekan (Pak Nuriman), saya punya niat mengambil batu supaya aman. Ternyata, ada batuan di sebelahnya, kemudian saya foto dan laporkan ke BPCB," katanya.
Atas temuan bebatuan tersebut, kata dia, pada tanggal 23 Agustus 2018, BPCB memintanya untuk melakukan penggalian yang lebih luas. Untuk itu, mereka melakukan penggalian sepanjang 2 meter ke arah utara dan 1 meter ke arah barat. Dari penggalian tersebut ditemukan struktur batu yang masih menyambung dan menemukan umpak.
"Setelah dilakukan penggalian, benar-benar ditemukan struktur (mirip) candi. Kemudian pada tanggal 7 September 2018, dari kantor datang ke sini untuk melakukan pengalian yang lebih luas," kata dia.
Diwawancara terpisah, Pamong Budaya Kabupaten Semarang Tri Subekso mengatakan, adanya temuan struktur umpak di sekitar Candi Ngempon bisa saja menunjukkan luasan kompleks bangunan ternyata lebih luas dari pada yang diketahui sekarang.
"Kompleks keagamaan Hindu yang terdiri dari candi dan patirthan ini merupakan bangunan tempat peribadatan komunal masyarakat Jawa kuna yang tinggal di lembah Ungaran. Candi ini mewakili periode Mataram Hindu-Buddha di Jawa bagian tengah," katanya.
"Yang menarik adalah kenapa daerah ini dipilih oleh pendeta arsitek (sthapaka) sebagai lokasi pendirian candi. Agaknya setelah melakukan yoga untuk menentukan lokasi dan bentuk bangunan yang dirancangnya, lokasi di Ngempon ini dipandang istimewa untuk persemayaman simbol energi dewa yang dipuja," tuturnya. dtc