Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Polri menggelar pasukan dalam rangka operasi kepolisian terpusat Mantap Brata jelang Pemilu 2019. Peserta gelar pasukan terdiri dari prajurit Polri dan TNI.
"Kita melaksanakan apel gelar pasukan operasi kepolisian terpusat dengan nama sandi Mantap Brata 2018, yang mengamankan penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, yang sudah dimulai dengan memasuki tahapan-tahapan penting," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).
Tito menerangkan kondisi kerawanan saat masa pemilu bisa terjadi di tingkat nasional maupun daerah. Bila di tingkat nasional kerawanan terjadi karena agenda Pemilihan Presiden (Pilpres), maka di tingkat daerah kerawanan terjadi karena Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Kerawanannya bisa terjadi di tingkat nasional bahkan tingkat daerah, khususnya di daerah masing-masing di mana anggota legislatif bertarung, berkompetisi dengan anggota calon anggota legislatif lainnya," terang Tito.
Tito menjelaskan Undang-Undang yang mengamanatkan sistem electoral threshold akan memacu masing-masing parpol berupaya maksimal untuk memenangkan para calon legislatifnya.
"Apalagi dengan adanya electoral threshold yang diamanatkan undang-undang, bahwa partai yang tidak bisa mencapai jumlah anggota legislatif DPR RI 4%, partainya akan dibubarkan (tidak masuk DPR, red)," jelas dia.
"Oleh karena itu akan memacu dan memicu partai-partai untuk bekerja maksimal semua mungkin akan all out untuk menembus 4% jumlah anggota legislatif yang ada di Senayan," sambung Tito.
Tito menuturkan kondisi kerawanan pemilu perlu diwaspadai. Oleh karena itu Operasi Mantap Brata 2018 diselenggarakan selama 397 hari.
"Keadaan ini perlu kita waspadai bersama. Oleh karena itu kepolisian menggelar operasi Mantap Brata 2018, meskipun berlanjut ke 2019, yang berlangsung selama 397 hari, dimulai hari Kamis, 20 september sampai dengan 397 hari ke depan," ujar dia.
"Kita perkirakan Oktober kalau terjadi pemungutan suara ulang misalnya, atau yang lain di wilayah. Itu berakhir, tuntasnya diperkirakan sampai dengan pelantikan tanggal 20 Oktober," imbuh Tito. (dtc)