Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia di Agustus 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,02 miliar. Defisit ini disumbang oleh neraca dagang migas yang mengalami defisit sampai US$ 1,6 miliar.
Untuk mengatasi masalah defisit migas, pemerintah mengandalkan biodiesel 20% atau B20. Program ini diharapkan dapat mengurangi impor. Lantas, ampuhkah program ini mengatasi defisit neraca dagang migas?
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, B20 bisa menambal defisit neraca perdagangan migas.
"Bisa (menambal), tentu saja bisa lah wong itu tujuannya," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Dia mengatakan, B20 mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor migas. Namun, B20 tak membuat neraca perdagangan migas menjadi surplus.
Rida menambahkan, B20 akan berkontribusi mengurangi defisit sebesar US$ 1 miliar sampai akhir tahun ini.
"(Bikin surplus?) Enggak, ikut berkontribusi mengurangi kalaupun itu negatif, kan kita target empat bulan ini bisa US$ 1 miliar," terang Rida.
Lanjut Rida, dirinya akan kembali menghadiri rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sore ini untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
"Sore ini pun rapat lagi di Menko untuk meyakinkan ini (B20) jalan sesuai harapan," tutupnya. (dtf)