Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyebut Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih bersembunyi di balik foto Kepala KSP Moeldoko dibanding menuntaskan tudingan Asia Sentinel terkait Kasus Bank Century. Partai Demokrat membantah tudingan tersebut.
"Pidato SBY jelas menyatakan akan mengejar hingga ke ujung dunia pihak-pihak yang memfitnah dirinya dan Demokrat. Dengan demikian SBY jelas menepuk dada di hadapan lawan-lawannya, bukan sembunyi di balik foto seperti kata Inas," kata Kadiv Advokasi Hukum PD, Ferdinand Hutahaean, Selasa (18/9/2018).
Ferdinand meminta Inas membuktikan pernyataannya yang menyebut SBY bersembunyi di balik foto Moeldoko bersama co-founder media asing Hong Kong, Asia Sentinel, Lin Neumann yang diunggah Wasekjen Partai Demokrat (PD) Rachland Nashidik. Ia meminta Inas untuk tak asal menuding.
"Silakan buktikan jika mampu dan punya bukti. Jangan cuma berkoar koar bagai burung murai yang sedang lapar. SBY tidak pernah takut dan tidak sedang sembunyi atas kasus tuduhan fitnah Asia Sentinel," ujarnya.
Ferdinand menegaskan pihaknya tak asal menuding terkait kedekatan Moeldoko dan Istana dengan Lin Neumann. Sebelum mengunggah foto kebersamaan Moeldoko dan Lin Neumann itu, pihaknya telah melakukan penyelidikan.
"Foto yang diunggah oleh Rachlan Wasekjen Demokrat adalah bagian dari penyelidikan yang dilakukan oleh kader-kader Demokrat yang menunjukkan bahwa ada kedekatan antara pihak Asia Sentinel dengan penguasa, Moeldoko dan bahkan dengan Jokowi," ungkap Ferdinand.
Karena itu, bila elite Demokrat mempertanyakan hubungan Moeldoko dan Presiden Joko Widodo dengan Lin Neumann, menurut Ferdinand hal wajar. Alasannya hal itu bagian dari menuntaskan persoalan tudingan atas keterlibatan Ketumnya dalam Kasus Bank Century yang diberitakan Asia Sentinel.
"Jika kami bertanya, apa hubungan Moeldoko dan Jokowi dengan Lin Neuman? Mengapa bisa foto dan dekat seperti itu? Apa kepentingannya? Pasti Inas tak mampu menjawab karena dirinya memang tak paham yang terjadi," tuturnya.
"Semua upaya kami lakukan untuk mengusut dugaan adanya konspirasi dalam fitnah Asia Sentinel kepada Demokrat dan SBY," sambung Ferdinand. Sebelumnya, Inas heran atas tudingan Partai Demokrat (PD) yang 'menyeret' Istana atas artikel media asing Asia Sentinel terkait kasus Bank Century yang menyebut nama sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tudingan itu dilontarkan melalui foto Moeldoko dan Lin Neumann dengan bumbu 'Apakah Istana terlibat dalam fitnah pada SBY?' sebagai keterangan foto itu yang diunggah Wasekjen PD Rachland Nashidik.
"Ada dugaan kasus Bank Century, kok malah pangen ngumpet di balik foto Pak Moeldoko?" kata Inas.(dtc)