Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Koordinator lapangan Gerakan Sumut Peduli Pemilu, Syahrial tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya saat mengadu ke Badan Pengawas Pemilu (Sumut), Selasa (18/9/18). Pasalnya, tak satupun dari 7 komisioner menerima pengaduan mereka. Kehadiran mereka untuk menyampaikan aspirasi hanya diteirma pegawai honorer Bawaslu, Erwin Arisandi.
"Sudah saya duga kalau bapak (Erwin) tidak akan bisa menjawab pengaduan dan tuntutan kami," kata Syahrial seusai mendapat penjelasan bahwa Ketua Bawaslu Syafrida Rasahan bersama 7 komisioner lainnya sejak 15/9 lalu berada di Tapanuli Tengah untuk kegiatan bimbingan teknis dan rapat kerja teknis. sampai tanggal 19/9.
Akibatnya, Syahrial dan massa pengikutnya yang mengadukan bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno telah melakukan curi start kampanye balik kanan. Mereka menuntut agar Sandiaga dijatuhi sanksi atas kesalahannya melanggar UU Nomor 7/2017.
Terhadap kealpaan Syafrida dan komisioner lainnya menerima pengaduan warga terkait penyelenggaraan Pilpres dengan dalih bimtek di luar kota, Direktorat Eksekutif Suluh Muda di Kristian Redison Simarmata menyatakan hal tersebut merupakan "lucu".
Menurutnya, ada sistem distribusi penugasan di Bawaslu yang terlihat janggal. Bimtek lazimnya diikuti komisioner terkait divisi yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya tidak perlu semua komisioner "menghilang" sehingga pelayanan terhadap masyarakat terabaikan.
Dalam kondisi saat ini, ungkap Kristian yang kerap diundang sebagai pembicara dalam diskusi-diskusi terkait penguatan demokrasi, di mana hanya ada dua pasang bakal calon Presiden yang bertarung di Pilpres, ketegangan antara masing-masing pendukung akan terus memanas. Seharusnya komisioner Bawaslu harus selalu siap di tempat. Bukan meninggalkan kantor hingga tak satu pun terlihat.
"Seyogianya Bawaslu Sumut siaga satu dalam kondisi saat ini, akan selalu ada pengaduan tentang Pilpres dari warga, setidaknya ada diantara komisioner yang menerima," tegas Kristian menjawab medanbisnisdaily.com, Rabu (19/9/2018).
Atas tidak adanya komisioner Bawaslu yang menerima pengadilan warga, Kristian mempertanyakan moralitas dan tanggung jawab mereka. Sense of crisis Syafrida dan yang lainnya dinyatakan buruk.