Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Anggota Komisi IV DPR Endang Srikarti Handayani menyampaikan pendapatnya perihal polemik data pasokan beras antara Bulog dan Kemendag, Menurutnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan jajarannya pasti memiliki data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.
"Nanti kan tinggal dipaparkan, apa ada sinkronisasi berdasarkan perhitungan BPS. Tapi kan yang patut diapresiasi bahwa Mentan sudah menunjukkan tecapainya peningkatan hasil produksi komoditas pertanian, apalagi sudah ada ekspornya," ujar Endang dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/9/2018).
Selaras dengan rekannya di Komisi IV DPR, Michael Wattimena menuturkan, panen produksi padi bisa dikategorikan baik. Bahkan, kata dia, Amran berani menjamin bahwa panen padi tetap aman di musim kemarau.
"Artinya stok beras cukup aman kalau dilihat dari aspek panennya. Kan Mentan yang punya data panen padi berapa banyaknya. Data yang diterbitkan Kementan katanya luas tanam padi bertambah, itu bisa diperhitungkan waktu untuk kecukupan ketersediaan beras," ungkapnya.
Menurut Michael, selama ini belum ada kinerja yang tidak wajar dari Amran Sulaiman terkait urusan produksi pertanian. Oleh sebab itu perlu dukungan khususnya yang berhubungan dengan stok beras.
Anggota Komisi IV DPR lainnya, Mindo Sianipar, mengatakan Amran telah menunjukkan hasil kerja sesuai arahan Presiden Joko Widodo melalui capaian produksi di beberapa subsektor pertanian yang baik.
"Kalau sektor pertanian masih positif. Cukup bagus produksinya. Bisa kontribusi yang maksimal buat sumber devisa negara," ujar Mindo.
Mindo mengungkapkan, di bawah kendali Amran, sektor pertanian seolah menjadi investor lokal yang menyumbangkan keuntungan finansial amat besar.
"Kalau secara kerja menjaga kecukupan dari komoditas pertanian, Amran sudah bekerja menjaganya dengan baik. Seharusnya ikut didorong oleh lintas sektor instansi lainnya agar semakin baik," ucap Mindo.
Sementara menyoal andil produksi beras nasional, Mindo beranggapan usaha Amran patut diapresiasi. Itu dapat ditelusuri melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa bukan penyebab inflasi per Juli 2018.
"Data itu kan menunjukkan kerja Kementerian Pertanian cukup bagus ya. Artinya kebutuhan produksi beras cukup di tingkat konsumsi pasaran sehingga mempengaruhi harga yang tidak bergejolak dan naiknya nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan," kata Mindo.
BPS mencatat pertumbuhan yang lebih baik untuk nilai tukar petani sebesar 0,89% pada Agustus dibandingkan Juli tahun ini. Nilai Tukar Petani (NTP) khusus tanaman pangan yang naik 1,28% bulan Agustus 2018 dibandikan bulan Juli 2018.
Mengacu data Perum Bulog, jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) per 18 September 2018 mencapai 2,24 juta ton, jauh di atas batas aman stok CBP sekitar 1-1,5 juta ton.
Selain itu, ada stok beras di penggilingan, mengacu hasil survei Kementerian Pertanian per minggu II September 2018 mencapai 1,48 juta ton. Belum lagi stok beras di masyarakat lainnya seperti di tingkat rumah tangga dan para pedagang.
Berdasarkan Aram I 2018 (BPS-Ditjen TP), perkiraan luas panen padi Jan-Agustus mencapai 12,18 juta Ha dan prediksi luas panen Oktober-Desember mencapai 3,82 juta Ha.(dtf)