Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berjasa besar bagi pembangunan Indonesia akan tetapi hingga hari ini jutaan petani belum seluruhnya sejahtera. Banyak di antara mereka yang secara turun-temurun hidup miskin. Karena tidak memiliki tanah yang memadai untuk ditanami, tak sedikit dari mereka yang menjadi buruh tani. Hidup dari upah yang didapat dari pemilik tanah.
Oleh karena itu, dalam kaitan Hari Tani Nasional yang jatuh hari ini (24/9/2018), diingatkan kepada seluruh pihak, khususnya pemerintah, agar mensejahterakan petani. Impor produk pertanian yang oleh pemerintah terus-menerus dilskuksn. Akibatnya nilai jual produk petani lokal anjlok. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya produksi.
Puluhan mahasiswa Universitas Katolik Santo Thomas Medan meneriakkan hal tersebut dalam aksi simpatinya dalam rangka Hari Tani di perempatan ring road Jalan Setia Medan. Simpati juga diungkapkan melalui poster yang diperlihatkan kepada warga yang lalu lalang di sepanjang jalan.
"Terimakasih kepada petani Indonesia yang telah bekerja dengan ikhlas untuk menyediakan kebutuhan hidup masyarakat Indonesia, semoga pemerintah lebih memperhatikan petani Indonesia dengan menurunkan tingkat impor kebutuhan pokok nasional," ujar koordinator aksi simpatik mahasiswa, Prajordan Nainggolan.
Melalui UU No. 5/1960 tentang pokok-pokok agraria, ujarnya, didorong agar pemerintah memikirkan kepemilikan tanah minimal oleh petani agar mereka dapat hidup layak. Tidak lagi menjadi buruh dan tidak pernah beranjak dari kemiskinan.
Bentuk aksi lain sebagai tanda simpati kepada petani, para mahasiswa yang berasal dari Fakultas Pertanian tersebut berencana akan turun langsung ke petani di berbagai wilayah di Sumut. Membagikan pupuk serta berbagi ilmu tentang cara bertani yang benar.