Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sekolah adalah alam semesta. Belajar bisa darimana saja. Begitu ungkapan pendidikan yang kerap terdengar. Namun kini yang terjadi justru sebaliknya. Masyarakat justru sering belajar dari antah berantah. Bukan belajar dari hal yang terjadi senyata-nyatanya.
Metode belajar seperti itu mendapat kritikan dari sejumlah jurnalis muda di Kota Medan. Para jurnalis ini pun menggelar bedah buku "Sekolah Biasa Saja" karya Toto Raharjo. Dari bedah buku itu, mereka ingin menggali nilai-nilai dasar dan konsep belajar yang ideal untuk masyarakat Indonesia.
Acara bedah buku itu akan digelar di Literacy Coffee, Jalan Jati II, No 1, Teladan Timur, Kota Medan,pada Rabu, (26/9/2018) pukul 19.30 WIB.
Kepada medanbisnisdaily.com, Senin (24/9/2018) pengelola Literacy Coffee, Jhon Fawer Siahaan, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan oleh sejumlah jurnalis muda yang tergabung dalam berbagai media yang terbit di Kota Medan. Baik media online maupun pers mahasiswa (Persma).
"Ada tiga pembicara yang akan membedah buku ini. Yakni, Riska Situmorang, Amanda Lubis dan Andre Purba. Ketiganya adalah pekerja pers di Kota Medan," jelas Jhon.
Ditambahkan Jhon, prinsip sekolah kita mulai dari jenjang terendah sampai paling tinggi masih menerapkan prinsip belajar satu arah, yakni metode "sekolah dengar". Padahal sekolah adalah alam semesta dan semua bisa menjadi guru, terang alumni pendidikan sejarah Unimed ini.