Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Aktivitas truk pengangkut bahan material proyek pembangunan jalan by pass Balige, Kabupaten toa samosir (Tobasa) dikeliuhkan masyarakat, khususnya warga setempat. Pasalnya, jalur yang dilintasi truk tersebut, di antaranya Jalan Gereja, Onan Raja, Balige, menjadi kotor, berdebu dan tak jarang menimbulkan kemacetan lalulintas akibat sempitnya badan jalan. Apalahi, di jalur itu ada beridir rumah ibadah, rumah sakit dan sekolah.
"Seharusnya pembukaan jalan jangan asal suka oleh pemilik proyek, harusnya bersambung dari titik awal hingga titik akhir sehingga truk bisa melintas melalui jalur proyek bukan justru dari permukiman," ujar warga, Tambuko Tambunan, Rabu (26/9/2018) di Balige.
Dia mengatakan, pemerintah membuat suatu proyek apalagi sekelas proyek nasional sudah membuat secara lengkap aturan dan standar pelaksanaan sehingga tidak mengganggu lingkungan apalagi permukiman, sarana rumah ibadah dan sarana rumah sakit maupun sekolah harus dilengkapi pengaman atau terpal.
"Pemkab Tobasa dan Aparat Kepolisian harus bertindak tegas, agar pemilik proyek patuh pada aturan serta menghormati warga dan pengguna jalan apalagi kawasan ini adalah lingkungan rumah ibadah dan rumah sakit serta kawasan sekolah TK dan SD. Jangan kalau sudah ada masalah aparat baru turun tangan," tegasnya menyebut bahwa aduan warga kepadanya kelakuan pemborong cukup arogan karena mengaku warga setempat.
Senada disampaikan salah seorang pengguna jalan R Siahaan, dikatakan dia atas aktivitas truk pengangkut tanah yang jumlahnya cukup banyak sering menghambat perjalanan kenderaan ambulans membawa pasien yang ingin mendapat perawatan di rumah sakit terpaksa harus lebih bersabar memberikan waktu kepada truk dikarenakan jalan sempit dan banyak anak sekolah pejalan kaki.
"Kalau merasa terganggu sangat jelas dan paling tidak berterima adalah keluarga pasien atau pasien sering menyampaikan makian kepada truk yang berjejer," ucapnya berharap dalam hal ini aparat kepolisian maupun instansi terkait supaya melakukan penertiban dengan tegas khusunya truk harus ditutupi terpal dan saat jam masuk dan keluar sekolah aktivitas harus dihentikan.
Keluhan ini ternyata menjadi pukulan berat bagi Kepala Dinas Perhubungan setempat, Pargaulan Sianipar dimana dikatakan dia, sudah berulangkali menyampaikan teguran tetapi hingga saat ini tidak ada dihargai.
"Kami akan coba bicarakan kembali kepada pemborong dan dinas terkait," jawabnya singkat.
Sebelumnya, keluhan juga dilontarkan sejumlah warga setempat karena truk pengangkut material lalu lalang tidak disertai penutup atau terpal membuat lingkungan bertabur debu tanah bahkan imbasnya sejumlah pedagang merugi karena barang dagangan seperti sarapan pagi dan kedai kopi dijauhi oleh pelanggannya.