Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produksi jagung hingga akhir tahun ada sebanyak 30,05 juta ton. Angka tersebut meningkat sebesar 12,55 dalam waktu lima tahun terakhir.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Gatot Irianto mengatakan jumlah jagung hingga akhir tahun melebihi kebutuhan. Pasalnya, jumlah konsumsi di tahun 2018 sebanyak 15,56 juta ton.
"Produksi jagung itu 2017 diperkirakan sampai akhir tahun 30,05 juta ton pipilan kering. Sedangkan konsumsi itu 15,56 juta ton jadi masih ada surplus," kata dia di dalam konferensi pers, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan produksi jagung tertinggi berada di bulan Februari. yakni sebesar 4,29 juta ton dengan luas panen 859 ribu hektar. Kemudian, untuk produksi terendah diperkirakan jatuh di bulan November dengan jumlah 1,52 juta ton.
Gatot juga mengungkapkan pada bulan Oktober nanti diperkirakan akan ada panen raya sebanyak 647.923 ribu ton. Panen tersebut akan terjadi di 35 kota.
"Nanti Oktober di Jawa Timur, ada panen raya 647.923 ribu ton," papar dia.
Sementara itu, Gatot juga mengungkapkan komoditas jagung mengalami peningkatan ekspor dibanding tahun 2017 sebanyak 1.747.016 kg menjadi 261.763.560 kg. Adaoun negara tujuan ekspor adalah Filipina dan Malaysia.
Sebelumnya Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan menyampaikan hasil pemantauannya di lapangan, bahwa posisi panen besar sudah mulai terjadi di berbagai daerah antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Bahkan, survei bersama tim satgas pangan dengan tim Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan pada awal September menunjukkan panen sudah mulai terjadi besar-besaran di Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto.
Bambang menambahkan, sebenarnya panen dan produksi jagung berlangsung sepanjang tahun. Siklus tahunan produksi jagung menunjukkan bahwa puncak panen utama terjadi pada bulan Februari-April, puncak panen ke dua pada Juli-Agustus dan puncak panen ke tiga pada Oktober-Desember awal.
"Periode ini (Oktober - Desember) merupakan puncak panen ke 3 dalam tahun ini. Pengamatan kita selama ini juga menggunakan drone sehingga benar-benar dapat terpetakan secara utuh sebaran luas pertanaman jagung," katanya dalam keterangan tertulis Sabtu (29/9/2018).(dtf)