Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PDIP menanggapi informasi aktivis Ratna Sarumpaet yang dikabarkan dianiaya. PDIP menyesalkan kenapa Ratna tak langsung melaporkan tindakan penganiayaan itu ke polisi.
"Kenapa nggak langsung lapor. Kalau lapor langsung kan keadilan bisa ditegakkan ya," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Eva mengatakan, jika aktivis yang kerap berseberangan dengan pemerintah itu langsung melaporkan kejadian itu, maka aparat polisi bisa langsung bertindak. Mengingat tindakan penganiayaan itu terjadi pada 21 September 2018 lalu.
"Kalau nunggu timelapnya sudah dari 21 September dan nggak lapor ke polisi malah lapornya ke medsos. Jadi kan jadi ramai gitu. Kalau lapornya ke polisi kan malah pelakunya udah ketangkep," katanya.
Eva juga menyayangkan Ketua DPP PKS sekaligus deklarator gerakan tagar 2019 Ganti Presiden Mardani Ali Sera yang menuding tindakan penganiayaan itu sebagai upaya pembungkaman. Dia meminta Mardani untuk tak 'menggoreng' kejadian itu.
"Jangan digoreng lah kalau urusan beginian. Kalau pelakunya ketangkep baru lah beropini. Ini pelakunya nggak ketangkep malah bisa mengembangkan teori yang macem-macem. Jangan bikin panas lah pak Mardani. Selalu bikin panas ya Pak Mardani itu," ujar Eva.
"Kalau ini area penegakan hukum aja dulu. Kalau kemudian yang ditangkap itu mengindikasikan bisa dicurigai barulah komentar. Ini kan malah mengganggu kerja polisi," pungkasnya.
Gerindra sebelumnya mendapatkan informasi Ratna Sarumpaet dianiaya oleh orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat. Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) yang juga mendapatkan informasi yang sama, bergerak untuk mengklarifikasi dan memberikan pendampingan ke Ratna.