Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Masih ingat Umar Manik, pawang monyet yang hidup di belantara hutan Sibaganding, Prapat, Kabupaten Simalungun? Ia sempat populer karena keahliannya memanggil monyet-monyet yang ada di dalam hutan itu. Dengan meniup terompet yang terbuat dari tanduk kerbau, kawanan monyet pun datang untuk diberi makan.
Aktivitas Umar dengan belasan monyet itupun sejak lama telah menjadi destinasi wisata di sekitar Kawasan Danau Toba (KDT). Pengunjung yang datang disuguhi antraksi memanggil monyet-monyet itu untuk kemudian memberinya makan.
Sekitar tahun 1990-an, aktivitas Umar Manik yang dijuluki pawang monyet dari Hutan Sibaganding ini selalu ramai dikunjungi, khususnya pada akhir pekan.
Namun kini kepiawaian Umar itu tidak lagi seperti dulu. Selain usia yang mencapai 70 tahun, ia yang sejak tahun 1984 menjaga monyet-monyet itu, mengaku tidak berani lagi memanggil kawanan monyet itu dikarenakan tak sanggup memberi hewan itu makan.
Hal itu diakuinya kepada Erwin, salah seorang pemanjat tebing saat gawean "Rock Climbing Monkey Forest" yang digelar 27-30 September 2018 lalu di bukit Sibaganding, yang masih satu areal dengan hutan Sibaganding, tempat habitat monyet-monyet itu. Erwin mengisahkannya kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (2/10/2018)
Dia mengaku tidak kuat lagi. Jika dulu dalam sehari dua kali dia memanggil monyet-monyet itu untuk diberi makan, sekarang tugas itu diserahkan kepada anaknya, Rahmad Manik, jelas Erwin.
"Tak berani saya manggil mereka lagi. Karena saya tak punya uang lagi untuk membeli pisang untuk makanan mereka," begitu katanya tegas Erwin.