Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kurs dolar AS terus menunjukkan keperkasaan terhadap rupiah pada awal pekan ini. Pada sesi perdagangan Rabu (3/10/2018) pagi, Rupiah bergerak di kisaran Rp15.080 hingga Rp15.100/dolar AS atau posisi terlemah sejak terdepresiasi cukup dalam pada Juli 1998.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengungkapkan, pelemahan mata uang Rupiah ini terjadi seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia ditambah tren penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia
"Memburuknya kondisi politik di kawasan Eropa membuat pelaku pasar kembali memburu dolar AS," katanta.
Di sisi lain perang dagang yang makin memanas membuat dolar AS kembali melanjutkan tren penguatan.
Kondisi Rupiah semakin diperburuk naiknya harga minyak mentah jenis Brent yang kini dijual di kisaran US$84/barel. Sementara minyak mentah jenis lainnya juga dijual di atas US$85/barel atau level tertinggi sejak 2014 silam.
Kenaikan harga minyak mentah ini berpeluang menambah beban defisit neraca perdagangan sehingga pelemahan Rupiah masih akan terus berlanjut. "Ditambah lagi pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM maupun tarif dasar listrik hingga tahun depan," ungkapnya.
Padahal harga batubara juga telah di atas US$100/ton, lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 silam.
Pelemahan Rupiah saat ini juga dipengaruhi oleh buruknya kondisi eksternal seperti perang dagang, masalah politik di Eropa khususnya Italia, masalah embargo Iran dan sulitnya pengendalian defisit neraca perdagangan Tanah Air.
"Melihat kondisi tersebut, sepertinya hari ini rupiah masih dalam tekanan dan sulit keluar," prediksinya.