Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Simalungun. Penyebab tingginya harga cabai merah di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun selama sepekan belakangan ini hingga menembus Rp 45.000/Kg dari sebelumnya Rp 30.000/Kg disebabkan gagal panenya petani di sentra produksi cabai di daerah itu.
Informasi yang diperoleh wartawan dari petani cabai di Kecamatan Dolog Masagal dan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Kamis (4/10/2018), mengatakan, musim kemarau yang terjadi Juni hingga awal Agustus 2018 menyebabkan sebagian besar petani cabai mengalami gagal panen dan berdampak pada tingginya harga cabai.
Menurut salah seorang petani cabai di Kecamatan Dolog Masagal, akibat musim kemarau lalu,panen cabai yang seharusnya sampai saat ini masih berlangsung selesai lebih awal.
"Walaupun petani tetap menanam cabai pada musim kemarau lalu kualitas cabai buruk, buahnya keriting dan sulit berbunga, sehingga petani gagal panen akibat musim kemarau yang cukup panjang Juni hingga awal Agustus lalu dan berdampak pada tingginya harga cabai saat ini," ujar Purba.
Dia menambahkan, kemungkinan harga cabai di Kabupaten Simalungun akan kembali normal 6 bulan ke depan, karena petani cabaie sedang menanam saat ini.
Sejumlah agen atau pengumpul cabai di Kabupaten Simalungun mengakui sejak dua pekan ini kesulitan mendapatkan cabai merah dari petani.
Salah seorang agen, M Pasaribu mengatakan terpaksa membeli cabaie dari Kabupaten Dairi yang tidak begitu terkena dampak gagal panen pada musim kemarau lalu.
"Sejak dua pekan ini saya terpaksa membeli cabaie untuk dijual ke pedagang di pasar tradisional di Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun dari Kabupaten Dairi," sebut Pasaribu.
Dari kalangan pedagang cabaie di Pasar Raya, Kecamatan Raya diperoleh informasi harga cabaie saat ini menembus Rp 45.000/Kg dari sebelumnya Rp 30.000.