Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pennsylvania. Kepolisian dikerahkan ke kediaman ulama ternama Turki, Fethullah Gulen, yang ada di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) setelah terdengar suara tembakan. Laporan menyebut tembakan dilepaskan oleh petugas keamanan terhadap seorang pria bersenjata yang hendak menyusup.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/10/2018), insiden ini terjadi pada Rabu (3/10) waktu setempat di kompleks kediaman Gulen di Pennsylvania. Gulen dilaporkan ada di dalam kediamannya saat insiden ini terjadi.
Dituturkan penasihat media Gulen, Alp Aslandogan, petugas keamanan di kompleks itu melepas tembakan peringatan saat seseorang terdeteksi berusaha menyusup ke dalam. Si penyusup berhasil kabur usai tembakan peringatan dilepaskan. Aslandogan menyatakan tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini.
"Hanya satu tembakan dilepaskan," sebut Aslandogan dalam pernyataannya kepada Reuters. "Orang itu (si penyusup) menghilang. Sepengetahuan kami, insiden ini telah berakhir," imbuhnya.
Disebutkan Aslandogan, Gulen meminta agar semua pihak bekerja sama dalam menyelidiki insiden ini. "Respons dia (Gulen-red) adalah bahwa otoritas setempat harus diberitahu dan semua pihak harus bekerja sama secara menyeluruh dalam penyelidikan untuk mencari tahu apa yang terjadi," ujar Aslandogan.
Kompleks kediaman Gulen yang juga menjadi tempat retreat dijaga oleh satu tim petugas keamanan swasta. Para petugas keamanan berseragam, yang beberapa di antaranya membawa senjata api, melakukan patroli di sekitar kompleks itu.
Sejumlah mobil polisi Pennsylvania terpantau mendatangi kompleks kediaman Gulen yang ada di area Saylorsburg, Pegunungan Pocono itu. Personel kepolisian dilaporkan tidak lama berada di kompleks itu. Polisi belum memberikan keterangan apapun terkait insiden ini.
Media lokal, WNEP, melaporkan bahwa kepolisian setempat tengah memburu si penyusup yang kabur. Motif penyusupan ini tidak diketahui pasti.
Diketahui bahwa pemerintah Turki, terutama Presiden Recep Tayyip Erdogan, menuduh Gulen mendalangi upaya kudeta di Turki pada Juli 2016 lalu. Lebih dari 240 orang tewas dalam aksi kekerasan yang mewarnai upaya kudeta saat itu. Gulen telah beberapa kali membantah tuduhan itu.
Otoritas Turki beberapa kali meminta otoritas AS untuk mengekstradisi Gulen ke Turki, namun selalu ditolak. Hal ini memicu ketegangan di antara kedua negara yang merupakan sekutu dalam NATO. AS selalu meminta Turki memberikan bukti-bukti kuat soal keterlibatan Gulen dalam upaya kudeta. (dtc)