Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berharap ada tambahan dana darurat bencana. Dana darurat bencana, yang hanya Rp 4 triliun, dianggap tidak cukup bahkan untuk satu bencana di Sulawesi Tengah.
"Berapa kerugian dan kerusakan? Saya bandingkan di Sumbawa, ini lebih dari Rp 10 T. Kerugian dan kerusakan, pemulihan juga triliunan rupiah," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2018).
Menurut Sutopo, selain Sulteng, pemerintah harus menangani bencana lain dalam satu tahun. Penanganan itu pun memerlukan biaya tinggi.
"Rp 4 triliun untuk NTB kurang, apalagi ditambah dengan Palu, apalagi ditambah dengan bencana-bencana lain. Kebakaran hutan dan lahan itu setahun hampir Rp 350-500 miliar. Bencana banjir, longsor banyak, Sinabung (erupsi juga)," kata Sutopo.
Untuk itu, BNPB mengusulkan dana penanganan bencana menjadi Rp 15 triliun. Dengan begitu, penanganan bencana akan sangat cepat.
"Dana cadangan penanggulangan bencana, kita menyarankan diubah. Idealnya berapa? Rp 15 triliun. Jika ada seperti itu, penanganan bencana bisa lebih cepat," ucap Sutopo.
Menurut Sutopo, masalah ini sering dibahas BNPB dengan DPR RI. Namun masih ada kendala di Kementerian Keuangan.
"Asuransi bencana itu sebenarnya sangat perlu, sudah dibahas BNPB dengan DPR RI Komisi VIII. Tapi sampai sekarang belum bisa, masih ada regulasi di Kementerian Keuangan. Negara belum bisa memberikan asuransi penanggulangan bencana," kata Sutopo.
Namun Sutopo tidak mau menjelaskan terkait kebijakan Kementerian Keuangan yang menghambat masalah tersebut. "Kalau itu, tanya ke Kementerian Keuangan," kata Sutopo. dtc