Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Partai Nasional Demokrat (NasDem) heran atas sikap Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) lamban menangani bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Padahal, upaya Jokowi mengatasi bencana dipuji Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Pak SBY saja memuji, kok malah mereka (Gerindra) mengkritik. Pak SBY itu dua kali jadi presiden, dia puji Pemerintah, nah itu bener. Kalau bagus dipuji, kalau nggak benar dikritik, silakan," kata Ketua DPP Partai NasDem Irma Chaniago, Minggu (7/10/2018).
"Pemerintah ini susah luar biasa, bertubi-tubi kayak gitu. Pak Jokowi itu setiap ada bencana, sehari-dua hari langsung ada di lokasi . Di mana lambannya?" imbuh Irma.
Muzani sebelumnya menduga Jokowi, yang dinilainya lambat mengatasi bencana, kelelahan karena gempa Palu datang berdekatan waktunya dengan gempa Lombok. Menanggapi itu, Irma meminta Muzani memahami kondisi Jokowi yang lelah dengan tak usah menyampaikan kritik.
"Sudah tahu ada Lombok, sudah tahu ada Palu, masih ditambahin berita hoax yang nggak karu-karuan. Sudahlah nggak usah kritik macam-macam, nolong enggak, malah bikin berita hoax lagi," ujar Irma.
"Lebih baik sekarang urus tuh hoax-hoax yang mereka sebarkan ke penjuru tanah air, yang hampir membuat persatuan dan kesatuan bangsa ini porak poranda kalau nggak ketahuan," tambah dia.
Soal Muzani mengatakan perhelatan Asian Para Games dan IMF-World Bank sebagai penghamburan uang negara, Irma menjelaskan perlunya Indonesia mengambil bagian dalam acara tahunan ini adalah agar dapat mengerti arah ekonomi dunia sehingga nantinya tepat dalam mengambil kebijakan ekonomi. Sementara menjadi tuan rumah bagi Asian Para Games, lanjut Irma, dapat mengharumkan nama bangsa.
"Selalu kritik-kritik saja. IMF itu sama World Bank itu, kenapa kita butuh? kita kan butuh tahu pergerakan ekonomi dunia arahnya ke mana. Supaya kita paham arah ekonomi kita ke mana. Kita juga akan bicarain masalah penanganan bencana-bencana ini. Siapa tahu ada bantuan negara-negara di dunia untuk memulihkan kembali daerah-daerah yang seamg terkena bencana ini," jelas Irma.
Irma lalu mengungkit perihal kritik oposisi saat Pemerintah menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Agustus kemarin. Faktanya, menurut Irma, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto turut menikmati keriuhan pesta olahraga itu.
"Coba bayangkan, waktu mereka mengkritik Asian Games bahwa itu menghabiskan uang, ternyata apa yang di dapat Indonesia? Ternyata luar biasa, bukan cuma keuntugan finansial, tapi keuntungan nama bangsa. Dari hasil sewa penyiaran saja kita sudah untung, belum lagi yang lain-lain," ucap dia.
"Asian Games yang dikritik mereka habis-habisan ternyata Pak Prabowo datang, ikut nonton pertandingan. Gerindra belajarlah dari pengalaman untuk jadi parpol yang elegan," tandas dia.
Ahmad Muzani sebelumnya menyebut Pemerintah kelelahan karena bencana di Sulteng terjadi berdekatan dengan bencana Gempa Lombok. Dalam penanganan bencana di Sulteng, Muzani menuturkan Pemerintah ketinggalan dalam layanan tanggap darurat. Apalagi sempat terjadi penjarahan yang memperburuk situasi.
"Dalam kasus Palu dan Donggala, saya merasa pemerintah lambat dalam menangani itu. Pemerintah seperti kelelahan Lombok, kemudian bencana Palu dalam waktu dekat," ucap Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Hotel Santika Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10).
Dia juga menyoroti adanya perhelatan pentas olahraga internasional Asian Para Games serta International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB). Muzani menilai perhelatan itu memunculkan ironi di tengah bencana.
"Menurut saya, sekali lagi, itu adalah penghamburan uang. Di sisi lain, kalaupun Asian Para Games tidak bisa ditunda, sederhanakan ini karena delegasi negara Asia sudah pada datang. Saya kira harus memberikan simpati dan empati yang besar kepada saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah ini," tutur dia.(dtc)