Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Microsoft baru saja mengumumkan investasinya ke Grab. Lantas apa kata perusahaan ride sharing yang bermarkas di Singapura itu?
Dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (9/10/2018), Grab melakukan kemitraan strategis dengan Microsoft yang akan mengubah layanan digital dan mobilitas di Asia Tenggara. Sebagai langkah pertama, perusahaan besutan Anthony Tan ini akan menggunakan layanan cloud Microsoft. Sebaliknya perusahaan besutan Bill Gates itu akan mengucurkan dana investasi ke Grab.
"Kemitraan ini menunjukkan kolaborasi yang mendalam dengan Microsoft untuk berbagai proyek teknologi, termasuk big data dan kecerdasan buatan, yang akan mengubah layanan sehari-hari dan solusi mobilitas di Asia Tenggara," kata Ming Maa, President Grab.
"Sebagai pemimpin teknologi dunia, investasi Microsoft di Grab membuktikan posisi kami sebagai pemain teknologi Asia Tenggara yang terkemuka. Kami berharap dapat berkolaborasi dengan Microsoft guna meningkatkan transportasi on-demand dan pengalaman online-to-offline yang mulus bagi pengguna," imbuhnya.
Sementara itu Executive Vice President Peggy Johnson mengatakan kemitraan pihaknya dengan Grab membuka peluang baru untuk berinovasi. Baik dalam industri yang berkembang pesat maupun kawasan dengan pertumbuhan bisnis yang tinggi.
"Kami senang dapat bekerja sama dalam mengubah pengalaman pelanggan serta meningkatkan kualitas layanan digital bagi jutaan pengguna yang mengandalkan Grab untuk transportasi, pengiriman makanan dan barang yang aman dan terjangkau, serta pembayaran, dan layanan keuangan mobile," kata Peggy.
Sayangnya pihak Grab maupun Micorosft tidak menyebutkan nilai investasi. Mereka hanya memaparkan bentuk kolaborasi kedua belah pihak.
Sebelumnya, raksasa teknologi Jepang, Softbank juga dilaporkan akan mengucuri dana USD 500 juta untuk Grab dalam tahapan pendanaan terbarunya.
Tahun ini, Grab total sudah mengumpulkan dana USD 2 miliar dari Toyota dan investor lain. Sejak berdirinya, mereka telah mendapatkan sekitar USD 6 miliar dan saat ini valuasinya diperkirakan di angka USD 11 miliar.
Kucuran dana segar tersebut akan membantu Grab mengembangkan layannya setelah tahun ini mencaplok unit bisnis Uber di Asia Tenggara. Mereka juga tengah bersaing sengit dengan Go-Jek yang telah berekspansi di kawasan regional. (dtn)