Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Putri, seorang warga pengguna jalan tak bisa menahan suntuknya karena terjebak banjir di seputar Jalan Cemara menuju jalan tol saat dalam perjalanan dari Helvetia ke Tanjungmorawa. Betapa tidak, dari pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB baru bisa keluar dari 'jebakan' banjir yang membuat kemacetan panjang tersebut.
Dia adalah satu dari ribuan warga yang hiruk pikuk di tengah banjir. Banjir juga terjadi di beberapa titik. Kawasan Pancing - Unimed juga banjir. Kampus Universitas Medan Area (UMA) di Pancing juga tak luput dari genangan banjir setinggi betis. Banyak kendaraan roda dua yang kesulitan melaluinya. Kemacetan juga tak terelakkan. Sungai Deli dan Sungai Babura juga meluap.
Monang Ringo, dari Yayasan Ekowisata Sumatera (YES) mengatakan, banjir atau genangan yang terjadi di banyak titik dan meluapnya sungai di Kota Medan ini tidak semata disebabkan cuaca ekstrim. Dia berpendapat perilaku masyarakat yang sembarangan membuang sampah sehingga drainase dipenuhi tanah dan sampah bisa menjadi salah satu penyebabnya.
"Yang lainnya adalah perilaku pemilik proyek yang amburadul membangun drainasi tidak melihat perbedaan ketinggian. Jadi, mantaplah banjirnya," katanya, di Medan, Selasa (9/10/2018).
Dijelaskannya, dalam persoalan ini Pemerintah Kota Medan harus mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah Medan-Binjai-Deliserdang-Karo (mebidangro) khususnya dalam penanggulangan banjir. Sebab, banjir Kota Medan itu ada 2 penyeban, curah hujan yang tinggi di hulu sehingga terjadi banjir kiriman. Kedua, curah hujan lokal yang cukup tinggi sehingga banjir lokal.
Banjir lokal itu, penyebabnya karena pembangunan drainase dan perilaku masyarakat membuang sampah yang tidak peduli terhadap lingkungan. Di kawasan hulu, misalnya. kawasan Sibayak 1 dan Sibayak 2, lanjut dia, merupakan lokasi hulu tiga sungai yang mengalir ke Medan, yakni Sungai Belawan, Babura dan Deli.
Di sisi lain, dia menduga terjadi perilaku korup dalam pemberian izin pendirian bangunan besar yang menyalahi aturan (hotel, rumah sakit dan perumahan) yang berada di pinggir sungai.
"Masih ada 37 anak sungai yang bermuara ke Sungai Deli. Dua sungai lainnya, Sungai Belawan dan Sungai Babura, bisa dikatakan kini tidak ada lagi anak sungai yang bermuara karena sudah menyempit akibat bangunan perumahan," katanya.