Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. International Monetary Fund (IMF) resmi menurunkan target pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,7% dari yang sebelumnya dipasang sebesar 3,9%.
Menanggapi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku hal tersebut akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
Dampak dari revisi target tersebut bakal berdampak pada arus investasi di Indonesia. Pasalnya, hal tersebut akan direspons oleh adanya kenaikan suku bunga acuan dan penyesuaian nilai tukar.
"Kalau dengan interest rate BI merespons, pasti kita melihat ada pengaruhnya terhadap investasi dan exchange rate," kata Sri Mulyani di Nusa Dua Bali, Selasa (9/10/2018).
Sri Mulyani mengungkapkan, penurunan target pertumbuhan ekonomi dunia dari IMF juga dijelaskan dengan rinci oleh IMF, di mana dinamika yang terjadi pada kebijakan negara maju memberikan pengaruh terhadap ekonomi dunia.
Agar tidak berdampak lebih dalam, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku akan merespons cepat dengan mendorong ekspor dan menekan kegiatan impor.
"Kalau responsnya lebih cepat harusnya bisa cancelling. Tapi kita lihat bagaimana respons industri kita terhadap lingkungan yang kita hadapi," jelas dia.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi global tidak semulus yang dibayangkan sebelumnya. Ada beberapa gejolak yang muncul menjelang akhir tahun.
Baca juga: IMF Juga Pangkas Proyeksi Ekonomi RI 5,1% Tahun Ini
Adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu tahun depan.
AS diperkirakan akan tumbuh 2,9% tahun ini dan 2,5% di 2019 dari 2,7% yang diperkirakan di Juli. China sendiri diproyeksikan menambah produk domestik bruto (PBD) hingga 6,6% tahun ini dan 6,2% di 2019 dari 6,4% yang diperkirakan sebelumnya.
Secara umum, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara maju tahun 2018 dan 2019 lebih rendah 0,1 poin dibandingkan perkiraan yang dibuat enam bulan lalu. (dtf)