Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. The Federal Reserve Bank of New York masih memiliki pekerjaan pasca normalisasi kebijakan suku bunga bulan lalu. Bank sentral Amerika Serikat (AS) ini harus mempertahankan perekonomian untuk jangka panjang.
Presiden dan CEO Federal Reserve of New York John Williams menjelaskan hal tersebut harus dilakukan agar pertumbuhan tidak mengurangi kualitas ekonomi AS.
"Apa yang terjadi di masa depan harus diantisipasi. Kami sudah memiliki mandat dan data serta komitmen untuk tetap transparan," kata Williams dalam acara Central Banking Forum 2018 di Hotel Conrad, Benoa, Bali (10/10/2018).
Dia mengungkapkan, saat ini The Fed optimistis pertumbuhan ekonomi AS masih baik. Hal ini tercermin dari angka penduduk yang bekerja dan harga-harga yang stabil.
Williams menyebutkan AS memprediksi produk domestik bruto (PDB) AS akan naik sekitar 3% pada tahun ini dan 2,5% pada 2019.
Laju pertumbuhan ekonomi ini juga mencerminkan angka pengangguran yang terus menurun.
"Tahun depan pengangguran diperkirakan turun ke level 3,5%. Ini level terendah dalam waktu 50 tahun," imbuh dia.
Williams menambahkan, saat ini inflasi AS diperkirakan berada di kisaran 2%. Namun saat ini belum ada tanda-tanda adanya tekanan yang akan menimbulkan inflasi lebih tinggi.
"Kami mengharapkan kenaikan suku bunga secara bertahap bisa mendorong perekonomian dan mencapai tujuan bank sentral," jelas dia.
Saat ini suku bunga acuan AS tercatat 2,25%. Diperkirakan The Fed masih akan menaikkan bunga pada Desember, tiga kali pada tahun depan dan satu kali pada 2020. (dtf)