Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perhelatan seni dan budaya Jong Batak's Arts Festival kembali digelar. Tahun ini even yang diinisiasi oleh Rumah Karya Indonesia (RKI) bersama dengan berbagai elemen seni dan budaya di Indonesia ini mengambil tema "Tubuh Bhinneka".
"Tubuh Bhinneka" itu salah satunya dieksplorasi melalui gerak tari (kinestetik). Demikian dikatakan, Sekretaris Jong Batak' Arts Festival, Lusty Ro Manna Malau kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (10/10/2018).
Ditambahkan Lusty pada tahun 2018 ini, Jong Batak Arts Festival berlangsung mulai dari 26-28 Oktober 2018 pukul 19.30 di Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemderkaan No 33 Medan.
Pada perhelatan yang kelima ini Jong Batak' ArtsFestival konsen pada tari berbasis budaya. "Jong Batak’s Arts Festival #5 akan menghadirkan tiga nuansa pesta budaya yang berbeda di tiga hari berturut-turut. Yakni pesta Rondang Bittang (Simalungun) pada 26 Oktober 2018 yang berkerjasama dengan Himpunan mahasiswa dan pemuda Simalungun.
Sedangkan pada 27 Oktober 2018 digelar Gendang Guro-guro Aron (Karo) sedangkan pada 28 Oktober digelar Gondang Naposo (Toba) yang akan menampilkan maestro seruling, Marsius Sitohang.
Di masa lalu, ketiga pagelaran ini kerap dilakukan oleh muda-mudi masing-masing etnis, sehingga sering disebut sebagai ajang untuk mencari jodoh.
Direktur Program RKI, Ojax Manalu menambahkan, juga akan ada pertunjukan drama tari "Ratok Lareh Pangulu" yang dikoreografi oleh Nurwani. Pertunjukan ini terinsipirasi dari tradisi meratap "Ratok Bawak" dari Minangkabau.
Dalam adat istiadat Minangkabau di masa lalu, penghulu adalah pimpinan tertinggi bagi kaumnya dan ketika meninggal dunia, maka dilakukan sebuah ritual secara khusus bagi ibu maupun istri-istri penghulu untuk mengekspresikan kesedihannya, jelasnya.
Turut mengisi acara antara lain, Tri Putra Mahardika (Jambi), Nadra Manalu (ISBI Aceh), Wan Harun Ismail (Pekanbaru), Peri Sagala (Samosir) dan sebagainya.