Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Personel Unit Markas Tapanuli Tengah (Tapteng) Direktorat Polair Polda Sumatera Utara (Sumut) menangkap satu unit kapal penangkap ikan berbendera Indonesia menggunakan bahan peledak (Destructive Fishing) di wilayah perairan Tapanuli Tengah tepatnya di posisi 01 33′ 200″ N dan 98 41′ 450″ E atau 2 mil arah selatan dari pulau Tungkus Nasi Kab Tapteng, Kamis (11/10/2018) pukul 00.30 WIB.
Direktur Polair Polda Sumut, Kombes Pol Drs Yosi Muhamartha, mengatakan, dalam penangkapan tersebut sebanyak 8 orang ABK berinisial He, Aw, Sa, TH, HM, RH, dan DS yang seluruhnya warga Kabupaten Tapteng turut diamankan.
"Kapal penangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak itu ditangkap petugas yang sedang berpatroli menggunakan Kapal Patroli KP 2010, KP 2024 dan perahu karet," ungkapnya kepada wartawan.
Yosi menjelaskan, dalam penangkapan itu, disita barang bukti berupa 1 unit kapal ikan KM Cahaya Abadi GT 5 No 374/S69 bermesin mitsubishi 6 silinder, 1 unit sampan tanpa mesin, 1 unit GPS merk Garmin, 1 Sonar merk Garmin, 1 eksamplar dokumen kapal, 1 unit kompresor, 3 gulung selang angin, 4 buah movis selam, 4 buah masker selam, 100 buah botol kaca, 1 goni potasium 25 Kg, 100 butir kepala sumbu peledak, 3 kaleng cat warna perak 1 Kg, 2 ball korek api kayu, 2 bungkus Sio, 1 buah teropong, 1 set tangguk ikan dan 5 buah fiber ikan ukuran 800 Kg.
"Untuk penyidikan lebih lanjut, para tersangka dan berikut barang bukti diamankan di Dermaga PPN Sibolga," ujarnya.
Yosi menjelaskan, pengeboman ikan ini, merupakan atensi pimpinan yang harus ditindaklanjuti secara serius. Karena akan sangat berdampak buruk kepada ekosistem dan biota laut yang dapat merusak terumbu karang dan kelangsungan hidup ikan ikan dilaut.
Karenanya ia menegaskan, praktek pengeboman ikan seperti ini harus dihentikan untuk keberlanjutan (sustainability) kehidupan biota dilaut.
"Praktek pengeboman ikan dilaut bukan saja merusak lingkungan hidup sekitar tapi juga sudah banyak menelan korban para nelayan yang kehilangan sebagian anggota tubuh seperti tangan dan kaki puntung karena ledakan bahkan ada yang sampai meninggal dunia," jelasnya.
Untuk itu, Yosi mengaku mengapresiasi kinerja anggotanya yang berhasil menangkap nelayan yang menangkap ikan dengan bom ikan tersebut. Kendato begitu pihaknya juga berharap danya peran serta masyarakat terutama nelayan untuk menjaga ekosistim laut.
"Dengan terjaganya ekosistem laut tentu manfaatnya akan dinikmati generasi yang akan datang," pungkasnya.