Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. Bank Dunia fokus menangani persoalan human capital alias sumber daya manusia di dunia. Caranya dengan mengeluarkan Human Capital Index (HCI) terbaru.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi langkah Bank Dunia karena telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi perhatian penting, termasuk negara early adaptor dari HCI yang baru.
HCI merupakan salah satu program Bank Dunia untuk menghitung komponen utama modal sumber daya manusia terhadap benchmark untuk seluruh negara di dunia.
HCI didesain untuk menjelaskan bagaimana perkembangan kondisi kesehatan dan pendidikan untuk dapat mendukung produktivitas generasi yang akan datang.
HCI mengkombinasikan komponen-komponen probabilitas hidup hingga usia 5 tahun (survival), kualitas dan kuantitas pendidikan, dan kesehatan termasuk isu Stunting.
Komponen tersebut merupakan bagian utama dari pengukuran produktivitas tenaga kerja di masa depan dari anak yang dilahirkan saat ini.
Untuk komponen 1 yaitu survival, Indonesia unggul dari negara-negara Asia Selatan dan Afrika. Untuk komponen 2 yaitu kualitas dan kuantitas pendidikan, Indonesia unggul dari negara negara Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika.
Hampir di semua komponen perhitungan HCI, kondisi Indonesia lebih baik dari kelompok pendapatan rendah-menengah (lower-middle income countries). Namun, untuk stunting, posisi Indonesia masih dianggap memilki tantangan tersendiri apabila dibandingkan dengan lower-middle income.
Pada forum diskusi hari ini, sejumlah negara tampil untuk menyampaikan strategi sekaligus berbagai langkah yang telah dilakukan dalam mengelola human capital di negara masing-masing.
Sri Mulyani menjelaskan Human capital index ini menjadi hal yang sangat penting.
"Kami menyatakan siap bekerjasama karena Indonesia memiliki pengalaman berharga dalam investasi human capital. Saya sendiri secara pribadi terpengaruh dengan Presiden Kim," ujar Sri Mulyani dalam forum Human Capital Summit, A Global Call to Action di Mangapura Room, BICC pada Kamis (11/10/2018).
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam hal pengembangan human capital. Menurut dia untuk sumber daya manusia (SDM) para pemimpin negara memang harus berusaha lebih detail dalam melihat perkembangan pendidikan dan kesehatan di wilayah masing-masing, termasuk dalam hal penanganan stunting.
"Inilah level diskusi yang harus kita wujudkan. Stunting, kekurangan kualitas dalam bidang pendidikan, adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai ada yang mengatakan tidak tahu perkembangan masalah ini. Bila itu yang terjadi, anda sedang menyiapkan generasi yang tidak berkualitas untuk masa depan negara anda" kata Kim.
Sebagai bagian dari strategi penanganan human capital, Indonesia telah mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan, meningkatkan kualitas guru, manajemen sekolah dan proses belajar mengajar peserta didik.
Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian besar pada pendidikan vokasi untuk menghadapi revolusi industri 4.0, teknologi informasi, dan partisipasi sektor swasta dalam pendidikan.
Dalam menghadapi isu pembangunan digital, pemerintah Indonesia memperkenalkan beberapa kebijakan strategis. Diantaranya adalah meningkatkan kurikulum pendidikan dan meningkatkan kompetensi pekerja, meningkatkan kompetensi melalui pelatihan vokasi dan program magang, meningkatkan kualifikasi, kebutuhan dan pelaksanaan sertifikasi profesi di seluruh institusi di seluruh wilayah Indonesia. (dtf)