Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pertamina telah menaikkan harga Pertamax. Pemerintah juga hampir menaikkan harga Premium. Semua itu karena harga minyak mentah dunia yang meningkat.
Namun menurut Goldman Sachs, harga minyak mentah saat ini belum ada apa-apanya. Ke depan harga minyak mentah dunia akan terus meningkat.
Kenaikan harga minyak belakangan ini disebabkan sanksi yang dijatuhkan AS kepada Iran untuk memangkas ekspor minyaknya yang akan berlaku pada 4 November 2018. Presiden AS Donald Trump bahkan juga ikut mengancam negara lain untuk tidak membeli minyak mentah dari Iran.
Harga minyak mentah Brent pun akhirnya mampu menembus US$ 80 per barel, level tertinggi sejak 2014. Namun kenaikan harga itu sudah diredam lantaran kumpulan produsen minyak dunia, OPEC, terus meningkatkan produksinya.
Para pengamat pasar bahkan memprediksi harga minyak mentah dunia bisa menembus level US$ 100 per barel di kemudian hari. Namun Global Head of Commodities Goldman Sachs Jeff Currie tidak yakin prediksi itu bisa terjadi.
"Saya tidak mengatakan itu tidak bisa terjadi, tetapi itu akan membutuhkan pemangkasan berkelanjutan dalam ekspor Iran hingga ke titik nol. Tapi memang tidak ada masalah hari ini, tapi berpotensi masalah di kemudian hari," tuturnya di lansir dari Reuters, Kamis (11/10/2018).
Menurut data, pada minggu ini ekspor minyak mentah Iran mencapai 1,1 juta barel per hari (bpd). Angka itu turun dari 1,6 bpd pada September 2018 dan jauh lebih rendah pada April 2018 sebanyak 2,6 juta bpd.
Sementara ekspor Iran menurun dengan cepat, persediaan di tempat lain meningkat dari OPEC dan anggota non-OPEC. Pada September 2018 mengungkapkan bahwa produksi OPEC Plus tumbuh 32.000 bpd lebih cepat daripada penurunan di Iran.
"Jadi hari ini kami tidak memiliki masalah. Saya tidak mengatakan kami tidak tahu apakah kami memiliki masalah besok," kata Currie. (dtf)