Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perombakan kepengurusan di DPD I Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara oleh Plt Ketua Golkar Sumut Ahmad Doli Kurnia Tandjung menimbulkan gejolak. Bahkan, Doli dinilai membuat partai tidak solid, apalagi saat ini merupakan tahun politik, yakni Pemilu legislatif dan Pilpres 2018..
Pasalnya, perombakan pengurus itu bukan hanya mencopot pengurus inti, yakni Irham Buana Nasution dan Akbar Himawan Bukhari dari kursi sekretaris dan bendahara, namun sejumlah kader senior pun digusur, bahkan tidak masuk struktur kepengurusan yang baru hasil revitalisasi.
Sejumlah kader senior yang 'dibuang' Doli, di antaranya Sahlul Umur Situmeang yang sbeelumnya menjabat Ketua Kordinator Bidang Kajian Strategia dan SDM Golkar Sumut, dan Syahrul M Pasaribu, sebelumnya Ketua Kordinator Kepartaian Golkar Sumut.
Sahlul Umur Situmeang, menilai revitalisasi itu justru menjadikan partai berlambang beringin makin tak solid. Ia juga yakin kebijakan merevitalisasi kepengurusan telah membuat perpecahan di internal partai, sehingga menjadi preseden buruk bagi Golkar menjelang Pemilu 2019.
Sahlul mengutarakan, proses revitalisasi seharusnya dibahas dalam struktur yang melibatkan unsur internal. Tapi pada revitalisasi Rabu (10/10/2018), tidak ada pembahasan yang melibatkan unsur pimpinan Golkar Sumut.
"Saya sebelumnya Ketua Kordinator Bidang Kajian Strategia dan SDM Golkar Sumut. Saya tak pernah mendapat kabar ataupun diundang soal revitalisasi. Setelah revitalisasi, nama saya terbuang dan tak masuk dalam pengurusan. Ada beberapa nama lain yang sebelumnya menjadi pengurus namun saat ini tak lagi masuk. Di antaranya Syahrul M Pasaribu dan Akbar Himawan Buchari ," katanya ketika dihubungi, Jumat (12/10/2018).
"Pak Syahrul Pasaribu itu kader paling senior di Golkar Sumut saat ini. Saya dan Pak Syahrul merupakan pengurus dari Musda yang sah. Namun dibuang begitu saja. Ini namanya pembunuhan karakter dan pendzaliman," ilanjut Syahlul.
Sahlul mengatakan, revitalisasi itu dilakukam dalam penyegaran. Namun, yang dilakukan Ahmad Doli Kurnia malah menimbulkan perpecahan dan kehancuran.
"Doli Kurnia malah buat Golkar Sumut hancur Ingat, ini menjelang Pemilu. Situasi ini akan merugikan Partai Golkar hanya karena kepentingan dua tiga orang," ucapnya.