Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kampus di Indonesia ikut tergerus arus gelombang ketiga di era globalisasi ini. Salah satu ciri gelombang ketiga itu adalah kekuatan berada di tangan individual. Kalau gelombang pertama, kekuasaan ada di tangan negara. Itu terjadi pada abad 16-17 M. Sedangkan gelombang kedua, kekuasaan ada di tangan pemilik modal (perusahaan/kapital).
Demikian diuraikan pengamat politik Dadang Darmawan Pasaribu dalam diskusi "Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Berasa Swasta" yang digelar di Literacy Coffee (LC), Jalan Jati II, No 1, Teladan Timur, Kota Medan, Jumat malam (12/10/2018).
"Pemegang kekuasaan sekarang ini adalah individual-invidual yang kita sebut sebagai generasi milenial. Dengan memanfaatkan digital mereka melakukan apa saja untuk menguasai dunia," ujar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini.
Dadang menambahkan, melalui perangkat digital itu, siapa saja diberi kebebasan untuk melakukan apa saja. Hal itu sangat berbahaya karena mengancam negara bahkan dunia.
"Sayangnya sistem pendidikan di kampus kita tidak mampu mencegah ancaman itu. Bukan karena tidak paham masalah, namun karena mereka juga ikut tergerus dalam arus itu," jelas Dadang.
Dadang juga menyoroti trend kampus yang selalu didorong untuk otonom dengan tujuan agar subsidi dicabut. Dengan kata lain, negara lepas tangan dan menyerahkan kehidupan kampus di tangan pemilik modal.