Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah Indonesia telah menerima sejumlah bantuan pendanaan mulai dari pinjaman alias utang sampai dengan hibah.
Komitmen tersebut terjadi di sela-sela acara pertemuan IMF-World Bank (WB) 2018 di Bali. Adapun lembaga keuangan yang berkomitmen memberikan bantuan pendanaan adalah Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB).
Keputusan tersebut nampaknya membuat banyak masyarakat mempertanyakan sifat dari bantuan pendanaannya, apakah murni utang atau bantuan seperti hibah.
Berikut penjelasan Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Terkait bantuan Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) dalam penanganan Bencana Lombok dan Sulawesi Tengah:
- BNPB, Kementerian PUPR, dan Bappenas saat ini tengah melakukan assessment mengenai kerusakan akibat bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah, sehingga untuk selanjutnya dapat dibuat perencanaan yang tepat dan akurat mengenai program rehabilitasi dan rekonstruksi serta kebutuhan pembiayaannya.
- Untuk membiayai program tersebut, Pemerintah tetap menggunakan sumber utama APBN, baik untuk tanggap darurat maupun rehabilitasi dan rekonstruksi.
- Pemerintah berterima kasih kepada negara sahabat, organisasi, individu maupun lembaga donor atas perhatian, bantuan, dan dukungan dalam upaya penanganan bencana, termasuk tawaran bantuan dari Bank Dunia dan ADB untuk membantu pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut.
- Bantuan yang diberikan tersebut akan dikelola dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme APBN. Pemerintah menghormati mekanisme APBN ini yang telah disusun bersama dengan DPR.
- Bank Dunia memberikan komitmen bantuan sampai sebesar US$ 1 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Bank Dunia bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga yang terkait juga bersedia untuk mengalihkan pembiayaan proyek yang saat ini sedang berjalan (existing) untuk direlokasi dalam mendukung pembiayaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut.
Selain itu Bank Dunia juga menawarkan hibah (grant) dalam bentuk bantuan teknis (technical assistance) yang dimanfaatkan untuk mendukung rapid assessment terhadap kerusakan akibat bencana. Dengan demikian proses pemulihan dari bencana dapat dilakukan dengan lebih cepat.
- ADB memberikan komitmen berbentuk hibah tanggap darurat (emergency grant) sebesar US$ 3 juta dan pembiayaan (pinjaman) yang dapat dicairkan setiap saat dibutuhkan (siaga) hingga sebesar US$ 1 miliar. Pembiayaan tersebut terdiri atas pembiayaan dalam bentuk budget support dan pembiayaan untuk proyek baru ataupun tambahan pembiayaan bagi proyek yang saat ini tengah berjalan, sehingga dapat dimanfaatkan dengan segera.
Pembiayaan ADB ini sifatnya lunak memiliki biaya yang lebih rendah dari pinjaman biasanya dan jangka waktu serta masa tenggang yang lebih panjang.
- Pembiayaan dari Bank Dunia dan ADB tersebut sifatnya hanya sebagai pelengkap dan berjaga-jaga untuk mendukung APBN. APBN kita saat ini masih cukup kuat dan mampu untuk membiayai penanganan bencana.
- Dalam salah satu acara pada pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF di Bali minggu lalu, Pemerintah telah meluncurkan grand strategy untuk menangani maupun memitigasi risiko bencana (Disaster Risk). Berdasarkan grand strategy tersebut, Pemerintah selanjutnya membuat rencana implementasi dan juga penyediaan berbagai instrumen penunjangnya.
- Dengan keahlian dan pengalaman yang dimilikinya Bank Dunia juga berkomitmen membantu Indonesia dalam penerapan grand strategy untuk menangani dan memitigasi risiko bencana tersebut dalam bentuk technical assistance.(dtf)