Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Asosiasi Koral Karang dan Ikan Hias Indonesia (AKKHI) menepis stigma miring terkait dalang perusakan terumbu karang dan lingkungan. Asosiasi menyatakan, para pengusaha justru turut serta ikut merawatnya.
Ketua AKKHI Dirga Adhi Putra Singkarru mengatakan, para pengusaha karang hias atau koral mempekerjakan nelayan yang dulunya para pembom ikan. Dengan demikian, kerusakan terumbu karang bisa diminimalisir.
"Beberapa nelayan kami tukang bom semua, karena dia tahu ada nilai ekonomis yang dimanfaatkan, mereka berhenti bom," katanya, Selasa (16/10/2018).
Dia menerangkan, produksi karang hias hanya memetik bagian ujungnya. Sehingga, kata dia, karang bisa tumbuh lagi.
"Kami nggak perlu bom, karena kami hanya memetik hanya bunganya. Karang sumber daya alam terbarukan. Ibarat pohon mangga saja, pasti bunganya tumbuh lagi," jelasnya.
Dia melanjutkan, para pengusaha juga melakukan penanaman kembali (re-stocking) karang. Dari total produksi, biasanya mengalokasikan sebanyak 10% setahun.
"Produksi 1,5 juta pieces (pcs) minimal setor negara 150 ribu (10%) setahun. Kemampuan teman-teman memproduksi kapasitas maksimum 1,5 juta," ujarnya.
Selain itu, dia juga menuturkan, produksi karang hias dari alam hanya sedikit. Dia bilang perbandingan antara karang produksi alam dan budidaya ialah 1:9.
"Lebih mudahnya pemanfaatan alam kami dibanding total 1:9. Secara hektar kami punya aset 41 ha," tutupnya. (dtf)