Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan.Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) melalui ketuanya Baharuddin Saputra menepungtawari penerima Anugerah Kebudayaan sebagai Maestro Seni Tradisi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Chairuddin Dahlan, Selasa (16/10/2018) malam.
Baharuddin atas nama para seniman dan pekerja dan pegiat budaya-seni di Sumut mengucapkan selamat kepada Chairuddin Dahlan atau biasa disapa Tok Udin atas anugerah kebudayaan yang diterimanya pada awal Oktober 2018.
Penepungtawaran sekaligus apresiasi dan ucapan selamat itu dikemas oleh Kumpulan Pakpong Medan dan diberi tajuk “Setawar Sedingin Maestro Seni Tradisi Tok Udin”, ditandai penepungtawaran dan pemberian bale Melayu sebagai upah-upah dari Ketua DKSU kepada Tok Udin, di Open Stage Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan.
Kepada medanbisnisdaily.com, Baharuddin yang akrab disapa Bahar menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan wujud penghormatan kepada seorang maestro penabuh gendang Melayu yang andal dan menginspirasi generasi muda mencintai seni tradisi.
“Tok Udin telah membuktikan kesetiaannya pada gendang sejak masa kemerdekaan hingga saat ini. Puluhan tahun dia tetap konsisten dan meyakini gendang Melayu tidak akan hilang di muka bumi. Diharapkan akan tumbuh dan muncul generasi penerus Tok Udin. Tak lupa terima kasih kepada Taman Budaya Sumatera Utara yang telah memfasilitasi dan Kumpulan Pakpong Medan yang telah memprakarsai acara ini,” papar Bahar.
Dia menambahkan, ke depan, berbagai kegiatan budaya-seni di Sumut akan lebih bergairah karena DKSU telah memprogramkan kegiatan seluruh cabang seni.
Turut menghadiri acara penepungtawaran Tok Udin malam itu, di antaranya pengurus DKSU Munir Nasution sekaligus pemandu acara, Onny Krisnawan, Ilhamsyah, Iwan Amry, dan Hendrik Batubara, serta Sari mewakili Kepala Taman Budaya Sumatera Utara. Juga dari Majelis Kesenian Medan Jaya Arjuna, utusan Dewan Kesenian Medan Waan Saad, Ayub Badrin, dan Halimuddin Hutagalung.